Jerman, Perancis, Polandia maupun Hongaria juga tidak sepenuh hati mendukung usulan sanksi ekonomi yang lebih keras oleh Inggris dan Amerika Serikat kepada Rusia, karena terkait dengan ketergantungan energi yang tinggi. Sekali lagi ini menunjukkan bahwa geopolitik berkelindan dengan kepentingan geoekonomi.
Terjadinya pandemi COVID 19 yang melanda dunia selama lebih dari dua tahun, membawa disrupsi di hampir segala bidang terutama yang terkait dengan komoditas pangan, alat-alat kesehatan maupun energi dasar.Â
Pandemi tersebut menembus dan melewati batas-batasan geografis, ideologis maupun aliansi militer politik. Pada awal pandemi misalnya, RRC lebih banyak aktif membantu negara-negara Eropa Barat dibandingkan dengan Amerika Serikat.
Dengan melihat hal-hal yang dikemukakan di atas, maka pada dasarnya pilihan kebijakan politik suatu Negara tidak lagi terikat ketat kepada letak geografis suatu Negara.Â
Kembali kepada pokok tulisan ini, apakah konsep geopolitik klasik -- kontemporer yang mengaitkan pilihan politik luar negeri suatu negara dalam relasinya dengan posisi geografis negara lainnya, Â di zaman yang serba dinamis, disruptif dan deseptif ini masih relevan.
Jakarta, Â Mei 2022
Oleh Sampe L. Purba
Penulis, Alumni Universitas Pertahanan RI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H