Mohon tunggu...
Miftahul Fajar
Miftahul Fajar Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Siapakah aku ? Aku hanya orang dungu. Yang tak punya pengetahuan dan kepekaan. Yang ku punya hanya sejuta kerinduan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Benarkah Ini Cinta?

29 Januari 2018   19:15 Diperbarui: 1 Februari 2018   00:54 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Deburan ombak cinta....

Dengan derasnya menhantam dinding-dinding hati ini...

Mawar yang layu, bisa dibuatnya bersemi kembali

Tanah yang gersang, bisa dibuat subur kembali

Cinta...

Begitu lah indahnya....

Benarkah cinta begitu indahnya ?

Melalang buana menembus imaji

Melalang buana menembus realita

Ku coba bertanya pada setiap jiwa

Tentang hakikat indahnya cinta

Ku bertanya kepada angin malam

Mengapa cinta begitu indah nya ?

Dia pun menjawab nya

"Cinta yang kau rasakan begitu indahnya

Itu hanyalah angin yang menghinggapi mu sesaat"

Ku bertanya kepada langit biru

Mengapa cinta begitu indah nya ?

Dia pun menjawabnya

"Cinta yang kau rasakan begitu indah nya

Suatu saat awan-awan kelabu tak luput kan menutupi hari mu"

Ku bertanya kepada sang surya

Mengapa cinta begitu indah nya

Dia pun menjawab

"Cinta yang kau rasakan begitu indah nya

Kalau malam tiba, kan terasa gelap nya"

Ku bertanya kepada bulan purnama

Mengapa cinta begitu indahnya

Dia pun menjawab

"Cinta yang begitu indah nya

Jika terdapat yang lebih menyinari,

Sinar cintamu kan kalah jua"

Ku bertanya kepada padang pasir

Mengapa cinta begitu indah nya

Dia pun menjawab

"Cinta yang kau rasakan begitu indah nya

Hanyalah fatamorgana, dikala dahaga akan cinta

Memenuhi tenggorokan rasa

Ku bertanya kepada ombak samudera

Mengapa cinta begitu indah nya

Dia pun menjawab

" Cintai yang kau rasakan begitu indah nya

Pantai perpisahan suatu kala kan menghempaskannya jua"

Ku bertanya kepada sang mawar

Mengapa cinta begitu indah nya

Dia pun menjawab

"Cinta yang kau rasakan begitu indahnya

Suatu saat kan khianati mu,

Apabila masa tlah jadikan dikau layu"

Ku bertanya kepada kertas

Mengapa cinta begitu indahnya

Dia pun menjawab

"Cinta yang kau rasakan begitu indah nya

Suatu saat kan membuang mu ke tempat sampah jua,

Jika tlah habis memenuhi dirimu dengan goresan pena"

Ku bertanya kepada mata

Mengapa cinta begitu indahnya

Dia pun menjawab

"Cinta yang kau rasakan begitu indah nya

Suatu saat kan terlihat gelap jua,

jika rasa kecewa menutupinya"

Ku bertanya kepada tangan

Mengapa cinta begitu indahnya

Dia pun menjawab

"Cinta yang kau rasakan begitu indah nya

Suatu saat kan lepaskan tangan mu,

Jika datang tangan laen yang menggandeng nya"

Ku bertanya kepada kaki

Mengapa cinta begitu indahnya

Dia pun menjawab

"Cinta yang kau rasakan begitu indahnya

Suatu saat kan tinggalkan dikau jua,

Sekuat-kuatnya pun dikau mengejarnya"

Ku bertanya kepada raga

Mengapa cinta begitu indah nya

Dia pun menjawab

"Cinta yang kau rasakan begitu indahnya

Suatu saat kan melepaskan pelukanmu jua,

Setelah raga mu tak mampu berikan kehangatan lagi"

Ku bertanya kepada embun pagi

Mengapa cinta begitu indah nya

Dia pun menjawab

"Cinta yang begitu indah nya

Suatu saat kan lenyap jua

Dikala surya yang lebih terang menyinarinya"

Ku bertanya kepada teman-teman

Mengapa cinta begitu indahnya

Mereka pun menjawab

"Cinta yang kau rasakan begitu indah nya

Hanya terjadi ketika setelah mengenal nya

Masa-masa yang kan kau lewati

Kan mengajar kan mu bahwa cinta itu pahit"

Ku bertanya kepada amarah

Mengapa cinta begitu indah nya

Dia pun menjawab

"Cinta yang kau rasa kan begitu indah nya

Suatu saat kan berubah jadi benci jua"

Ku bertanya kepada ego

Mengapa cinta begitu indah nya

Dia pun menjawab

"Cinta yang kau rasakan begitu indah nya

Suatu saat ego mu kan berbicara

Mengapa kau bisa mencintainya ?

Setiap jiwa yang ku tanyai

Setiap insan yang ku tanyai

Setiap makhluk yang ku tanyai

Tak ada yang mengartikan cinta

Dengan kenikmatan selama-lamanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun