Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jika Joe Biden Menang, Prabowo Meradang?

5 November 2020   23:52 Diperbarui: 6 November 2020   00:02 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah prediksi Tjipta Lesmana tersebut bakal menjadi kenyataan? Tentu masih sangat dini untuk menjawabnya. 

Namun, yang patut diketahui isu dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh mantan Danjend Kopasus itu bukanlah isu anyar. Setiap kali Prabowo Subianto mencalonkan diri pada kontestasi Pilpres, isu tersebut selalu mencuat. 

Sudah bisa ditebak, maksudnya adalah demi menjegal langkah Prabowo lebih jauh dalan perburuan kursi orang nomor satu di Indonesia. 

Memang benar, setelah tiga kali terjun pada ajang pesta demokrasi lima tahunan tersebut, langkah Prabowo selalu berakhir dengan kekalahan. 

Hanya saja menurut hemat saya, kekalahan tersebut bukan lantaran isu HAM. Toh, sejauh ini belum ada satu pihak pun yang mampu membuktikan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh putra begawan ekonomi nasional, Soemitro Djoyohadikoesowmo dimaksud. 

Kekalahan Prabowo dalam tiga kali keikutsertaannya pada ajang Pilpres, murni karena kekuatan lawan politiknya. 

Pada Pilpres 2009, saat Prabowo menjadi calon wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri harus mengakui keunggulan lawan politiknya, Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berpasangan dengan Jusuf Kalla. 

SBY memang saat itu sangat tangguh. Politik playing victim-nya menuai sukses besar. Masyarakat terutama kaum ibu-ibu begitu terhipnotis dengan gaya komunikasi SBY yang memancing iba dan simpati. Terus lagi, penampakan fisik SBY yang gagah dan tampan juga menjadi faktor penting dalam kemenangannya. 

Kemudian pada Pilpres 2014, lagi-lagi Prabowo harus dipertemukan dengan lawan tangguh dalam diri Joko Widodo (Jokowi). Saat itu Jokowi memang benar-benar tengah naik daun dan sangat disukai publik. 

Jokowi kala itu dianggap representasi kalangan masyarakat menengah ke bawah, karena faktor kesederhanaannya dalam menjalankan roda pemerintahan para waktu menjadi Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta. 

Kepemimpinannya yang sederhana dan gaya blusukan Jokowi benar-benar mampu mengangkat popularitas dan elektabilitas serta meluluhkan hati publik untuk menjatuhkan pilihan terhadapnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun