Dikatakan Adian, spanduk puja puji itu sungguh tidak relevan dan tidak etis di pasang disaat Erick Thohir masih menjabat sebagai menteri. Lebih jelasnya isi surat terbuka Adian Napitupulu tersebut ada di sini.
Hal wajar jika Adian mengkritisi menteri Jokowi yang lebih cenderung membangun pencitraan diri daripada fokus kerja. Namun, jika sorotan Adian ini hanya ditujukan pada Erick Tohir rasanya tak fair. Apa yang dituliskan Adian seperti masih menyimpan dendam terhadap bos PT. Mahaka tersebut.
Jika Adian memang masih menyimpan dendam atau masih kurang puas dengan kinerja Erick Tohir, menurut hemat saya sebaiknya diberikan arena khusus agar keduanya saling debat terbuka. Biarlah di sana mereka saling beradu argumentasi dan menuntaskan segala unek-unek yang ada di dalam hatinya masing-masing, sehingga masalahnya clear.
Sebab, tak elok sesama pihak yang mendukung pemerintahan dan Presiden Jokowi malah terus gontok-gontokan dan saling menyalahkan. Padahal, sejatinya mereka berdua jutsru bersinergi dalam membantu lancarnya roda pemerintahan.
Dan, satu hal lagi. Saya juga jadi penasaran dengan kepemimpinan Presiden Jokowi. Ada apa dengan dirinya sehingga perseteruan Adian dengan Erick Tohir masih saja berlanjut.
Padahal selaku pimpinan tertinggi, sangat mudah bagi Jokowi untuk menengahi perseteruan Adian dengan Erick. Dia cukup memanggil keduanya dan duduk bersama. Lalu, cari win-win solution agar keduanya merasa puas.
Tapi, sepertinya hal ini tidak atau belum dilakukan Jokowi. Bisa jadi dia masih fokus terhadap penanganan virus Korona.
Atau, mungkin saja perseteruan Adian dengan Erick Tohir tidak dianggap masalah serius oleh Jokowi. Sehingga, dia merasa tidak perlu turun tangan. Mana yang benar? Wallahuallam Bi Shawab.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H