Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ngabalin, Ruhut, Ferdinand dan Ksatria Baja Hitam

29 Oktober 2020   19:01 Diperbarui: 29 Oktober 2020   19:13 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngopi-Worspress.com

PADA dekade 1990-an di tanah air sempat booming sebuah tayangan serial film anak-anak yang berjudul Kamen Rider Black, atau Ksatria Baja Hitam. Film ini mengisahkan pertualangan seorang hero bernama Kotaro Minami dalam memberantas kejahatan.

Seperti halnya film-film super hero lainnya produksi Hollywood, yang menjadi tokoh utama di serial film Ksatria Baja Hitam adalah manusia biasa sebagaimana umumnya. Namun, kekuatannya baru muncul setelah berubah menjadi seorang ksatria.

Sedikit mengingatkan, Kotaro Minami dalam tugasnya memberantas kejahatan memiliki dua senjata andalan. Yakni pukulan maut dan tendangan maut.

Upss, maaf jika kebablasan. Dalam hal ini saya tidak hendak mengupas tentang dunia perfilman. Khusus masalah ini cukup banyak K'ners yang jauh lebih mumpuni untuk mengupasnya.

Maskudnya di sini hanya ingin menjelaskan bahwa perubahan seseorang bisa kapan saja terjadi seiring perkembangan atau kepentingannya. Seperti Kotaro Minami bisa berubah jadi Ksatria Baja Hitam ketika dirinya dibutuhkan publik dalam memberantas kejahatan.

Nah, bicara perubahan ini pula, di ranah politik nasional setidaknya ada tiga tokoh yang secara tiba-tiba berubah. Tentu, perubahan di sini bukan menjadi super hero seperti yang ada di film. Akan tetapi perubahan sikap politik demi mengejar kepentingan lain.

Nama-nama tokoh politik dimaksud adalah, Ali Mochtar Ngabalin, Ruhut Sitompul dan Ferdinand Hutahaean. Untuk memperjelas terjadinya perubahan tersebut, mari kita kupas satu per satu.

1. Ali Mochtar Ngabalin
Pria kelahiran 25 Desember 1968 ini merupakan politisi Partai Golkar yang sempat menjadi pendukung fanatik Prabowo Subianto pada Pilpres 2014. Kala itu, Ali Mochtar adalah satu dari sekian banyak orang yang paling keras mengkritisi rival dukungannya, Joko Widodo.

Ngabalin sempat beberapa kali bicara di media televisi nasional tanah air bahwa dia sengaja mendukung Prabowo pada Pilpres 2024, karena menggunakan akal sehat. Dengan kata lain, pihak pendukung Jokowi menggunakan akal yang sebaliknya.

Namun, entah angin apa yang membawanya. Ali Mochtar Ngabalin tiba-tiba nongkrong di lingkaran pemerintahan yang dipimpin Presiden Jokowi. Dia dipercaya sebagai Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP).

Seperti diketahui, kini Ngabalin berubah 180 derajat. Dari yang tadinya doyan mengkritisi Jokowi, kini justru berada pada barisan paling depan dalam hal membela orang nomor satu di republik ini.

2. Ruhut Sitompul
Pria yang akrab disebut si Poltak raja minyak dari Tarutung ini, mungkin beda dengan Ngabalin. Dia hampir tidak pernah mengkritisi kebijakan Presiden Jokowi.

Namun, sebelum menjadi politisi PDI Perjuangan dan mendukung pemerintahan Presiden Jokowi, Ruhut sempat menjadi tameng setia Partai Demokrat dan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono. Dia tak segan melawan dan menyerang siapapun bila ada yang berani mengorek dan mengkritisi partai penguasa kala itu.

Sama halnya dengan Ali Mochtar Ngabalin, mantan anggota Komisi III DPR RI ini sekarang berubah baju dan merapat ke PDI Perjuangan, sekaligus menjadi tameng penguasa saat ini. Presiden Jokowi.

Demi membela nama baik partai dan pemerintah, Ruhut kerap menyerang lawan-lawan politiknya. Bahkan, dia juga tak segan mencibir mantan partainya. Demokrat.

3. Ferdinand Hutahaean

Ferdinand mantan kolega Ruhut Sitompul.  Pria kelahiran Sumatera Utara, 18 September 1977 ini pernah berlabuh dan besar bersama Partai Demokrat.

Sewaktu masih berseragam Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean kerap disebut penggantinya Ruhut Sitompul, karena selalu all out dalam membela nama baik partainya. Sebaliknya, dia juga sangat kritis terhadap pemerintahan Presiden Jokowi.

Beberapa kritikan Ferdinand Hutahaean yang saya ingat adalah ketidak setujuannya atau menolak atas Pilkada serentak yang digelar tanggal 9 Desember 2020. Dia menganggap keputusan tersebut bukanlah hal yang mudah, terlebih kasus penularan Covid-19 di Tanah Air masih tinggi.

Masih terkait pandemi Covid-19, Ferdinand Hutahaean sempat mengkritik pedas Presiden Jokowi terkait pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada Mei 2020 lalu. Saat itu Ferdinand merasa heran ketika Jokowi menegaskan, belum ada kebijakan pelonggaran.

Dia merasa, meskipun belum ada kebijakan yang dikeluarkan oleh Jokowi terkait pelonggaran PSBB. Tapi pada kenyataannya di lapangan sudah terjadi relaksasi.

Tapi, siapa sangka, pihak yang awalnya selalu bersebrangan ini pada akhirnya rontok dan berubah jadi mendukung Presiden Jokowi. Dukungan ini dia deklarasikan setelah memastikan diri mundur dari Partai Demokrat.

Ferdinand mundur dari partai berlambang Mercy dengan dalih sudah tidak ada lagi kesepahaman tentang sikap politik. Khususnya terkait Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker).

Seperti diketahui, Partai Demokrat menolak tentang pengesahan UU 'Sapu Jagad" dimaksud. Sementara, Ferdinand justru mendukungnya.

Menurut Ferdinand, UU Ciptaker memiliki misi membuka lapangan kerja baru lebih banyak. Dia juga menyebut UU 'Sapu Jagad' ini sangat perlu demi mengerek pertumbuhan ekonomi tanah air dan pancasilais.

Itulah tiga tokoh politik nasional yang tiba-tiba saja berubah haluan politiknya. Tentu perubahan sikap ini bukan tanpa dasar. Pasti ada kepentingan lain yang dikerjarnya, seperti Kotaro Minami yang terpaksa berubah menjadi Ksatria Baja Hitam, karena kepentingannya memberantas kejahatan.
Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun