Dalam pandangan sederhana penulis, keberanian Partai Demokrat dalam menentang dan mengkritisi pemerintah tentu sudah dipikirkan matang. Mereka telah siap dengan segala konsekwensi yang bakal terjadi.
Salah satu konsekwensi yang penulis lihat adalah peluang AHY menjadi menterinya Jokowi bakal semakin jauh dari genggaman. Atau, boleh jadi memang AHY sudah tidak berminat lagi tergabung dalam KIM. Maka, mereka berani terang-terangan mangambil sikap bersebrangan dengan pemerintah.
Sikap ini jelas jauh berbeda dengan beberapa waktu ke belakang. Partai yang resmi disahkan pada 27 Agustus 2003 ini selalu menggunakan politik dua kaki atau politik "cari aman".
Bagi penulis, sikap tegas Partai Demokrat ini jauh lebih baik dibanding hanya bisanya cari aman. Namun, hasilnya tetap saja kurang memuaskan. Bahkan cenderung merugikan dan mendapat banyak olok-olok dari masyarakat.
Mengutip dari kata-kata saudara penulis yang pernah merasakan empuknya kursi DPRD Kabupaten Sumedang, bahwa politik itu sama halnya bermain judi. Harus berani berspekulasi dan ambil resiko. Jika mujur akan untung, sebaliknya kalau apes akan buntung.
Kita lihat, apa yang bakal terjadi dengan Partai Demokrat saat memutuskan sikap tegas politiknya.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H