BUKAN hanya mampu menciptakan ribuan massa turun ke jalan, perbedaan sikap politik dalam tubuh partai politik, Omnibus Law Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Ciptaker) juga mampu mengundang polemik antara selebritis tanah air dengan pendukung Puan Maharani. Selebritis dimaksud adalah Nikita Mirzani.Â
Ya, belum lama ini artis yang sarat kontroversial ini kembali menyedot perhatian publik. Pemantiknya adalah gara-gara artis lumayan seksi ini dengan berani mengkritik Ketua DPR RI, Puan Maharani.Â
Melalui akun media sosialnya, artis kelahiran Jakarta, 17 Maret 1986 tersebut secara blak-blakan menyayangkan sikap Puan yang mematikan mikropon saat Anggota Fraksi Demokrat, Irwan Fecho, sedang interupsi. Menurut Nikita, tindakan politisi PDI Perjuangan itu tidak fair karena suara Irwan Fecho jadi tak bisa didengar. Tidak hanya itu, Nikita juga mengingatkan Puan Maharani bahwa negara ini dibangun atas dasar Pancasila.Â
Sekadar mengingatkan, pada saat berlangsungnya Sidang Paripurna DPR RI dengan agenda pengesahan Omnibus Law RUU Ciptaker, ada dua frakasi DPR yang menolak undang-undang "Sapu Jagat" dimaksud. Yaitu Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).Â
Sudah menjadi pemandangan biasa sebenarnya dalam tiap sidang para wakil rakyat di parlemen pusat tersebut terjadi silang pendapat dan hujan interupsi. Hanya saja, pada Sidang Paripurna DPR yang berlangsung pada hari senin, (5/10/20) itu terjadi sabotase yang dilakukan Puan Maharani sebagai pimpinan sidang.Â
Putri sulung Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri ini dengan sepihak mematikan mikropon yang sedang digunakan Irwan Fecho. Celakanya aksi Puan ini terekam kamera dan videonya viral di ranah maya.Â
Ini pula yang akhirnya membuat hati dan pikiran Nikita Mirzani tergerak untuk melancarkan kritik pedas terhadap mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia tersebut. Seperti telah disinggung, kritikannya itu disampaikan melalui tulisan di akun media sosialnya.Â
Nikita Akan DipolisikanÂ
Jika ada pribahasa yang mengatakan bahwa "mulutmu harimaumu" maka kata yang tepat untuk Nikita Mirzani mungkin "Jarimu adalah celakamu". Ya, karena ulahnya yang telah melontarkan kritik pedas terhadap Ketua DPR RI tersebut membuat ormas pendukung Puan Maharani, yakni Gema Puan Maharani Nusantara (GPMN) merasa dilecehkan.Â
Maka dari itu, GPMN berencana akan melaporkan Nikita Mirzani ke aparat kepolisian apabila tidak segera meminta maaf, dan mencabut kritikannya dalam waktu 1x24 jam. Tak tanggung, GMPN menyebut akan membawa 100 pengacara demi membela Puan Maharani dan mempidanakan Nikita Mirzani.Â
"GPMN akan kumpulkan 100 advokat-advokat dari Sabang sampai Merauke yang ada di 30 Provinsi. Dalam waktu 1x24 jam bila Nikita tidak memohon maaf. Kami adukan ke dewan pers. Kami akan layangkan somasi. Berkomentar tidak esensi,"  kata  Ketua DPP Bidang Hukum, Ali Nugroho.(Detikhots).Â
Namun, alih-alih ciut dengan ancaman tersebut, selebritis yang akrab disapa Nyai ini malah membalasnya dengan sebuah unggahan lewat Instastory miliknya @nikitamirzanimawardi_17.Â
"Are You Ready? Terlalu banyak bacot. Udah 1x24 jam nih," tulis Nikita Mirzani. (9/10/2020). (Sosok.id).Â
Rocky Gerung Pasang BadanÂ
Polemik yang terjadi antara Nikita Mirzani dengan kelompok pendukung Puan Maharani tersebut rupanya mengundang perhatian Rocky Gerung. Pria yang dijuluki profesor akal sehat tersebut siap pasang badan membela artis seksi dimaksud.Â
Melalui akun YouTube Rocky Gerung Official pada Sabtu (10/10/2020), salah seorang deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ini mengaku heran atas polemik yang terjadi. Menurutnya, apa yang dilakukan Nikita Mirzani hanyalah sebuah teguran.Â
"Sebetulnya Nikita menegur untuk mengingatkan bahwa parlemen adalah tempat untuk bicara, bahasa Prancisnya parle," ujar Rocky Gerung. (Sosok.id)Â
"Nikita betul-betul netizen yang bermutu, karena dia ingin tahu isi pembicaraan di dalam parlemen. Jadi, kalau dilaporkan itu konyol. Orang mengingatkan fungsi parlemen tiba-tiba dilaporkan, kan ngaco," imbuh Rocky.Â
Masih dikutip dari Sosok.id, Rocky Gerung tak tanggung-tanggung menyematkan julukan baru kepada Nikita Mirzani sebagai ketua DPR versi netizen yang disingkatnya menjadi DPN.Â
Ancaman Ruang Diskusi PublikÂ
Ancaman mempolisikan pihak yang dianggap telah mengkritik pemerintah atau pejabat publik sepertinya memang sudah manjadi budaya di tanah air. Tengok saja belum lama ini kasus "Kursi Kosong" Najwa Shihab pun akan diseretnya ke ranah hukum. Beruntung saat itu pihak kepolisian tidak begitu saja menerima pengaduan.Â
Sekarang, ancaman tersebut dirasakan oleh Nikita Mirzani hanya gara-gara mengkritik Puan Maharani.Â
Dalam pandangan penulis, apabila setiap pendapat atau kritik pada pemerintah atau pejabat publik harus dihadapkan pada pihak kepolisian, itu artinya negara ini dalam ancaman menyempitnya ruang-ruang diskusi publik. Situasi ini jelas bertentangan dengan spirit reformasi yang sudah berjalan lebih dari dua dekade.Â
Masih banyak cara lebih adab dibanding segala sesuatunya harus dihadapkan pada ranah hukum. Misal, mengajak duduk bareng untun membicarakan permasalahan yang terjadi.Â
Sekarang ini zamannya era keterbukaan dan kebebasan berpendapat. Jadi, jika sedikit-sedikit main lapor, tak ubahnya negara ini kembali pada zaman orde baru.
Salam
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H