"Tidak tepat disebut sebagai drama. Kecuali mungkin kalau ada tokoh yang menangis dalam sidang paripurna atau di depan publik, itu baru bisa dinamakan sebagai drama," ujar Ossy.Â
Mencermati adu mulut antar dua politisi di atas, penulis kira tak lebih dari prilaku anak kecil yang memang kerap saling menyalahkan bila terjadi pertengkaran. Masih mending anak kecil, prilaku mereka bisa dianggap wajar karena pola pikirnya masih anak-anak.Â
Namun, saat saling lempar atau bongkar kesalahan itu terjadi pada orang-orang dewasa sekaligus tokoh politik rasanya patut prihatin. Ini bisa jadi menandakan potret politisi tanah air bisanya hanya saling serang dan menyalahkan. Sementara solusi atas terjadinya sengkarut masin nol besar.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H