Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Arwah Penasaran Tumbal Pesugihan

3 Oktober 2020   14:08 Diperbarui: 3 Oktober 2020   14:12 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah berbasa-basi sejenak, Rudi kemudian menceritakan pengalaman mereka berdua, hingga akhirnya pingsan.

Mendengar itu semua, Ayah Tuah hanya manggut-manggut dan tersenyum kecil. Kemudian, dia pun menceritakan bahwa puluhan tahun lalu gedung tua itu di huni oleh tuan tanah kaya raya. Sipatnya ramah dan murah hati.

Namun ada hal aneh, setiap kali ada penduduk yang diundang makan atau acara apa ke rumah itu hampir selalu meninggal dunia. Caranya beragam. Misal jatuh dari pohon tinggi, dipatuk ular, tertabrak mobil, dll.

Hingga akhirnya penduduk sadar, bahwa semua korban itu adalah tumbal pesugihan dari tuan tanah dimaksud. Penduduk pun marah. Mereka mengusir seluruh keluarga tuan tanah dari kampung itu. Dan rumahnya dibiarkan terbengkalai.

"Jadi, jangan heran kalau kalian berdua bertemu hantu di gedung itu. Bisa jadi itu arwah penasaran korban pesugihan," Ayah Tuah mengakhiri ceritanya.

"Tapi, Pak. Hantu yang saya lihat semalam menyerupai kawan saya yang baru beberapa tahun meninggal. Mana mungkin dia korban pesugihan?" Tanya Rudi.

"Masa? Kalau begitu coba kalian datang lagi nanti malam, dan tanyakan kenapa dia ada di sana!" Ucap Ayah Tuah.

Mendengar ucapan Ayah Tuah yang menyuruhnya kembali ke gedung tua itu sontak membuat Rudi dan Krisna kaget. Dan, keduanya pun kembali pingsan.

Tamat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun