"Aku mencium bau amis darah," jawab Rudi, terus mual-mual.
"Ngarang kamu. Aku tak mencium bau apa-apa,"Â bantah Krisna, sambil merogoh minyak angin dalam saku celananya. Lalu, mengoleskannya ke hidung kawannya itu.
"Kamu benar, Kris. Tempat ini angker," ucap Rudi, setelah rasa mualnya hilang.
"Apa kataku juga. Sekarang gimana, lanjut atau tidak?"
"Lanjutlah, udah kepalang tanggung," sigap Rudi.
"Tapi, aku merasakan bulu kudukku berdiri, Rud," aku Krisna, mulai dihantui rasa takut.
Rudi belum merespon, tiba-tiba ada suara keras seperti pintu yang didorong paksa. "BRAAAAKKK..!!".
Kontan kedua sahabat itu terkejut. Apalagi, setelah itu dari balik pintu keluar sosok pemuda dengan rambut acak-acakan dan wajahnya penuh darah.
"It ...it...itu Ozzy," tunjuk Rudi ke arah sosok pemuda tadi.
"Mana ... Mana Ozzy? Jangan ngarang kamu, Rud! Dia udah meninggal!" Krisna coba membantah Rudi. Padahal, tubuhnya menggigil diamuk rasa takut. Dan, tak terasa dia pun pipis di celana.
Krisna tipikal orang yang tidak ingin dicap penakut. Dia terus meyakinkan Rudi, yang dilihatnya halusinasi semata. "Udahlah, itu hanya halusinasi kamu saja."