Beda hal dengan Rudi yang memang melihat jelas penampakan sosok pemuda tadi. Telunjuknya terus mengarah pada sosok tadi, sambil meracau. "It ... It ... Itu Ozzy. Coba kamu tengok!"
Meski dilanda takut luar biasa, Krisna coba mengarahkan pandangannya ke balik pintu yang ditunjuk Rudi. Aneh, Krisna tak melihat apapun.
"Mana ...mana? Aku gak lihat apapun," kata Krisna.
"Serius tadi ada di sana," Rudi yakin sambil mengarahkan telunjuknya ke arah pintu gedung.
"Ah. Itu hanya bayanganmu saja. Makanya jadi orang jangan penakut," Krisna merasa di atas angin dan hatinya merasa lega, sosok pemuda itu tidak ada.
Namun, tiba-tiba terdengar suara dari arah belakang tempat kedua sahabat itu berdiri. Suara itu parau dan sedikit mendesah. Bahkan, cenderung menyerupai suara gema.
"Aku di sini teman-teman!"
Sontak, Rudi dan Krisna kaget. Wajah keduanya langsung pucat, dengkul kakinya mendadak lemas.
"Su ... Su ... Suara apa itu?" Tanya Krisna. Kali ini dia tidak bisa lagi menyembunyikan rasa takutnya.
"Entahlah. Se ... Se ... Sepertinya dari arah belakang," jawab Rudi.
Seperti ada yang menggerakan, kedua sahabat itu sama-sama membalikan badannya. Dan, mereka langsung terkejut, matanya melotot, lidahnya kelu, leher terasa dicekik. Tampak, dihadapan mereka sosok pemuda dengan rambut acak-acakan dan wajah penuh darah.
"Han ... Han ...."Â Keduanya hendak meneriakan kata "Hantu". Namun, sosok pemuda itu lebih dulu mengeluarkan suara. "Bebaskan aku teman ... Bebaskan aku."
Kedua sahabat itu makin ketakutan. Saking takutnya, tidak terasa keduanya ngompol di celana. Untuk Krisna ini yang kedua kalinya.