Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Arwah Penasaran Tumbal Pesugihan

3 Oktober 2020   14:08 Diperbarui: 3 Oktober 2020   14:12 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beda hal dengan Rudi yang memang melihat jelas penampakan sosok pemuda tadi. Telunjuknya terus mengarah pada sosok tadi, sambil meracau. "It ... It ... Itu Ozzy. Coba kamu tengok!"

Meski dilanda takut luar biasa, Krisna coba mengarahkan pandangannya ke balik pintu yang ditunjuk Rudi. Aneh, Krisna tak melihat apapun.

"
Mana ...mana? Aku gak lihat apapun," kata Krisna.

"Serius tadi ada di sana," Rudi yakin sambil mengarahkan telunjuknya ke arah pintu gedung.

"Ah. Itu hanya bayanganmu saja. Makanya jadi orang jangan penakut," Krisna merasa di atas angin dan hatinya merasa lega, sosok pemuda itu tidak ada.

Namun, tiba-tiba terdengar suara dari arah belakang tempat kedua sahabat itu berdiri. Suara itu parau dan sedikit mendesah. Bahkan, cenderung menyerupai suara gema.

"Aku di sini teman-teman!"

Sontak, Rudi dan Krisna kaget. Wajah keduanya langsung pucat, dengkul kakinya mendadak lemas.

"Su ... Su ... Suara apa itu?" Tanya Krisna. Kali ini dia tidak bisa lagi menyembunyikan rasa takutnya.

"Entahlah. Se ... Se ... Sepertinya dari arah belakang," jawab Rudi.

Seperti ada yang menggerakan, kedua sahabat itu sama-sama membalikan badannya. Dan, mereka langsung terkejut, matanya melotot, lidahnya kelu, leher terasa dicekik. Tampak, dihadapan mereka sosok pemuda dengan rambut acak-acakan dan wajah penuh darah.

"Han ... Han ...." Keduanya hendak meneriakan kata "Hantu". Namun, sosok pemuda itu lebih dulu mengeluarkan suara. "Bebaskan aku teman ... Bebaskan aku."

Kedua sahabat itu makin ketakutan. Saking takutnya, tidak terasa keduanya ngompol di celana. Untuk Krisna ini yang kedua kalinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun