"Bapak dua kali menjadi wakil presiden, lebih enak zaman Pak SBY atau lebih enak zaman Pak Jokowi?" tanya Helmy. Dikutip dari Sindonews.com.
"Ya sama lah, cuma beda kepemimpinannya, gayanya. Kalau zamannya Pak SBY, semua masalah ekonomi diserahkan kepada saya. Kalau zaman Pak Jokowi, semua soal dirapatkan. Semua soal. Jadi rapatnya bisa satu minggu bisa empat lima kali," papar JK.
Helmy Yahya penasaran. "Senang sekali rapat Pak Jokowi?"
"Begitu gayanya, keputusan diambil bersama," jawab JK.
"Jadi, artinya apa? Di zaman Pak SBY..."
"Lebih ringkas, lebih terarah, lebih cepat lah kita mengambil keputusan," sambar JK.
"Makanya Bapak bilang lebih cepat lebih baik ya?" balas Helmy Yahya sambil tertawa, diiyakan JK.Â
Boleh jadi dalam perbincangan tersebut di atas Jusuf Kalla tidak secara terang-terangangan memilih presiden mana lebih baik atau lebih enak. Namun, jika menggaris bawahi kalimat "jaman SBY, semua masalah ekonomi diserahkan pada saya (Jusuf Kalla), sepertinya beliau lebih cenderung memihak SBY.Â
Meski begitu jangan dulu cepat percaya. Sebab, hal ini hanya menurut perkiraan penulis saja. Boleh jadi pembaca budiman di luar sana memiliki pandangan yang berbeda.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H