Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Misteri Dewan Jenderal dan Alasan Soeharto Bukan Sasaran PKI

20 September 2020   13:47 Diperbarui: 20 September 2020   15:47 2662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dewan Jendral 

Tidak dipungkiri peristiwa G 30 S PKI masih menyisakan banyak teori. Mulai keterlibatan badan intelejen pemerintah federal Amerika Serikat, Central Intelligence Agency (CIA), dan terbentuknya Dewan Jendral. 

Bahkan berdasarkan dokumen CIA yang sudah bisa diakses publik sejak tahun 2017 lalu, begitu banyak konsfirasi yang menyangkut peristiwa seputar 30 September 1965 dan sesudahnya. Dokumen tersebut juga menyertakan dokumen lain yang bisa memberi gambaran lengkap dan makna sejarah untuk pemaknaan yang lebih mendalam terhadap konsolidasi yang dilakukan rezim Soeharto. 

Namun, segala teori tersebut di atas jauh berbeda dengan narasi Orde Baru yang "mengkambinghitamkan" PKI seutuhnya. Dalam hal ini, penguasa Orba, Presiden Soeharto justru keluar sebagai "Super Hero" yang paling berjasa menjaga stabilitas keamanan pasca terjadinya peristiwa pengkhianatan PKI. 

Oke, kita singkirkan teori-teori di atas. Dalam kesempatan ini penulis tertarik untuk menguak tentang misteri "Dewan Jendral"  yang konon sebagai ikhwal dari terjadinya penculikan dan pembunuhan sadis. 

Apa itu Dewan Jendral? 

Sebagaimana telah sedikit disinggung di atas, "Dewan Jendral" adalah tuduhan PKI terhadap pihak-pihak petinggi Angkatan Darat yang dianggap tidak loyal terhadap Presiden Sukarno. Alasannya berdasarkan dari beberapa sumber yang penulis baca adalah kebijakan-kebijakan Presiden pertama RI tersebut sudah tidak lagi mementingkan nasib rakyat. Putra sang fajar itu lebih ingin menonjolkan ketenaran namanya di mata dunia. 

Pada saat masyarakat tanah air sangat menderita karena krisis ekonomi, Presiden Sukarno malah lebih mementingkan membeli senjata untuk berperang melawan negara tetangga, Malaysia. Kemudian, peristiwa perseteruan dua negara satu rumpun ini menyisakan satu istilah yang masih lekat hingga saat ini, yakni "Ganyang Malaysia". 

Kebijakan Presiden Sukarno untuk berperang lawan Malaysia dan membeli senjata ini yang ditolak mentah-mentah oleh para petinggi Angkatan Darat. Mereka justru lebih mementingkan nasib rakyat yang terancam kelaparan. 

Nah, pada saat pihak Angkatan Darat mulai menjauhi Presiden Sukarno, PKI tampil memanfaatkan momentum tersebut. Mereka menyatakan janji setia terhadap pendiri bangsa ini. 

Namun, usaha PKI ini tidak begitu mulus, karena selalu dihalang-halangi oleh petinggi Angkatan Darat. Karena itu, PKI menganggap TNI AD tersebut sebagai musuhnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun