Namun di tanah air, "Kadrun" atau kadal gurun ini tentu bukan arti sebenarnya. Ternyata merupakan istilah semata bagi pihak-pihak yang erat hubungannya dengan keturunan Negara Arab yang bukan pendukung Presiden Jokowi atau pemerintah, dan pihak-pihak yang menyandang label intoleran pro NKRI Syariah, atau biasa disebut khilafah.Â
Istilah Kadrun ini sempat ramai diperbincangkan banyak pihak telah muncul sejak zaman Partai Komunis Indonesia (PKI) masih berdiri tegak di tanah air. "Kadrun" ditujukan untuk menghina umat Islam. Namun, akhirnya hal ini banyak dibantah.
Pasalnya, "Kadrun" dipercayai baru poluler di tanah air pada saat kontestasi Pilgub DKI Jakarta tahun 2012 lalu, seiring munculnya istilah "Cebong" dan "Kampret".Â
Akhirnya, ketiga istilah tersebut di atas makin populer pada perhelatan dua kali Pilpres, pada tahun 2014 dan 2019. Sebagai bentuk panasnya rivalitas dua kubu, yakni pendukung Presiden Jokowi dan pendukung Prabowo Subianto.Â
Semoga tetap KondusifÂ
Dalam kesempatan ini, penulis hanya berharap, pernyataan Ahok yang menyinggung "Kadrun" semoga tidak berlarut-larut. Semua pihak bisa menahan diri, jangan sampai hal-hal semacam ini memantik kegaduhan lebih besar, sehingga yang bakal rugi tetap saja masyarakat.Â
Lebih baik semua pihak fokus saja terhadap masalah yang sedang dihadapi saat ini, yaitu pandemi virus corona (Covid-19). Daripada meributkan masalah Ahok dan "Kadrun", lebih baik meributkan bagaimana caranya agar pagebluk ini cepat berlalu dan kondusifitas bangsa dan negara tetap terjaga dengan baik.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H