Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Panas, Ahok Pantik "Perang" dengan Kadrun hingga Dituding Pakai "Jurus Mabuk"

19 September 2020   13:44 Diperbarui: 19 September 2020   13:49 1592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun di tanah air, "Kadrun" atau kadal gurun ini tentu bukan arti sebenarnya. Ternyata merupakan istilah semata bagi pihak-pihak yang erat hubungannya dengan keturunan Negara Arab yang bukan pendukung Presiden Jokowi atau pemerintah, dan pihak-pihak yang menyandang label intoleran pro NKRI Syariah, atau biasa disebut khilafah. 

Istilah Kadrun ini sempat ramai diperbincangkan banyak pihak telah muncul sejak zaman Partai Komunis Indonesia (PKI) masih berdiri tegak di tanah air. "Kadrun" ditujukan untuk menghina umat Islam. Namun, akhirnya hal ini banyak dibantah.

Pasalnya, "Kadrun" dipercayai baru poluler di tanah air pada saat kontestasi Pilgub DKI Jakarta tahun 2012 lalu, seiring munculnya istilah "Cebong" dan "Kampret". 

Akhirnya, ketiga istilah tersebut di atas makin populer pada perhelatan dua kali Pilpres, pada tahun 2014 dan 2019. Sebagai bentuk panasnya rivalitas dua kubu, yakni pendukung Presiden Jokowi dan pendukung Prabowo Subianto. 

Semoga tetap Kondusif 

Dalam kesempatan ini, penulis hanya berharap, pernyataan Ahok yang menyinggung "Kadrun" semoga tidak berlarut-larut. Semua pihak bisa menahan diri, jangan sampai hal-hal semacam ini memantik kegaduhan lebih besar, sehingga yang bakal rugi tetap saja masyarakat. 

Lebih baik semua pihak fokus saja terhadap masalah yang sedang dihadapi saat ini, yaitu pandemi virus corona (Covid-19). Daripada meributkan masalah Ahok dan "Kadrun", lebih baik meributkan bagaimana caranya agar pagebluk ini cepat berlalu dan kondusifitas bangsa dan negara tetap terjaga dengan baik.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun