Jika dicermati, lengsernya Soeharto ibarat dejavu dari lengsernya Presiden pertama RI, Bung Karno.Â
Seperti halnya Presiden Soeharto, sebelum lengser dari jabatannya, putra sang fajar itu menghadapi situasi yang kurang lebih sama, yaitu dihadapkan pada aksi demo ribuan mahasiswa.Â
Artinya demonstrasi 1998 yang akhirmya mampu menggulingkan Presiden Soeharto, bukanlah demonstrasi mahasiswa besar-besaran pertama.Â
Sama dengan aksi demo mahasiswa 1998, tiga dekade sebelumnya demo besar-besaran mahasiswa yang terkenal dengan tiga tuntutan rakyat (Tritura) juga menjadi tonggak sejarah bangsa Indonesia.Â
Tritura menjadi titik pergantian rezim, dari kepemimpinan Bung Karno (Orde Lama) ke Soeharto (Orde Baru).Â
Adapun penyebab dari munculnya tuntutan dari para mahasiswa pada masa itu berdasarkan dari beberapa sumber yang penulis baca, tak lepas dari peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau G 30 S PKI.Â
Ini merupakan peristiwa yang menjadi titik awal berakhirnya kekuasaan Presiden Soekarno dan hilangnya kekuatan politik PKI dari percaturan politik Indonesia.Â
Pasca Gerakan 30 September 1965, rakyat begitu marah sehingga membuat keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau, dan keadaan perekonomian makin memburuk.Â
Hal tersebut yang akhirnya memicu datangnya gelombang demonstrasi menuntut pembubaran PKI semakin keras. Namun, pemerintah tidak segera mengambil tindakan.Â
Padahal, keadaan negara Indonesia sudah sangat parah, baik dari segi ekonomi maupun politik. Harga barang naik sangat tinggi terutama Bahan bakar minyak (BBM).Â
Oleh karenanya, pada awal tahun 1966, ribuan mahasiswa turun ke jalan dan menggaungkan tiga tuntutan rakyat. Yang isinya, bubarkan PKI, rombak kabinet Dwikora dan turunkan harga.