Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Poyuono Minta Jokowi Copot Anies, Siasat Politik Kesiangan?

13 September 2020   20:03 Diperbarui: 13 September 2020   20:09 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jika kita memilih tidak peduli, lebih sibuk dengan urusan masing-masing, nasib negeri ini persis seperti sekeranjang telur di ujung tanduk, hanya soal waktu akan pecah berantakan," -Tere Liye 

QUOTES dari salah seorang penulis novel tanah air di atas, sepertinya tepat diarahkan pada para politisi yang hanya berkutat dengan kepentingan pribadi dan golongannya.

Biasanya, manusia yang telah menghamba pada politik dan kekuasaan melebihi agama akan selalu mencari celah demi mendapatkan apa yang diinginkan. Tak peduli pihak lain tersinggung atau menderita, yang penting kepentingannya tercapai. 

Bicara tentang politik dan kekuasaan, belum lama ini, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra, Arief Poyuono mengusulkan pada Presiden Jokowi agar Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dicopot dari jabatannya, hanya gara-gara berencana menerapkan kembali Pembatasan Sosial Beskala Besar (PSBB), Senin (14/9/20). 

Arief yang pernah terang-terangan mengaku sebagai pendukung sejati Jokowi itu mengaku, kebijakan Anies Baswedan telah melangkahi wewenang presiden. 

Penulis rasa, apa yang disampaikan Arief Poyuono tersebut hanya akal-akalannya saja. Bagaimana bisa Anies disebut melangkahi wewenang Presiden Jokowi. Sementara mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini dengan tegas menjelaskan, keputusannya itu telah sesuai dengan arahan Presiden tentang penanganan kesehatan mesti menjadi prioritas utama. 

Dengan begitu, keputusan Anies Baswedan tidak sepenuhnya salah. Sebaliknya pernyataan Arief Poyuono tersebut bagi penulis patut dicurigai mengandung muatan politis. 

Kenapa? 

Karena seperti diketahui, Wakil Gubernur DKI Jakarta saat ini, Riza Patria adalah koleganya Arief Poyuono di Partai Gerindra. 

Penulis jadi berfikiran, maksud Arief meminta Presiden Jokowi menonaktipkan Anies dari jabatannya semata-mata demi kepentingan politik dan kekuasaan partainya. 

Lantaran, apabila Anies benar-benar dicopot dari jabatannya, maka sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 (UU 23 tahun 2014) tentang Pemerintahan Daerah dan perubahannya, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (UU 9 tahun 2015), yang berhak menggantikan posisinya adalah wakil Gubernur, yaitu Riza Patria. 

Sungguh cerdik Arief Poyuono ini memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Hanya saja, menurut hemat penulis, niat pria kelahiran Jakarta, 4 Februari 1971 tersebut adalah siasat politik kesiangan, alias gampang sekali ditebak maksudnya. 

Lagi pula Arief lupa, bahwa untuk menonaktipkan seorang kepala daerah, baik itu Gubernur maupun Bupati dan Walikota tidak semudah membalikan telapak tangan. 

Ada mekanisme tertentu sebagaimana diatur oleh UU 23 tahun 2014 dan perubahannya UU 9 tahun 2015. Di luar itu usulan Arief Poyuono tersebut tentu saja sulit atau tidak mungkin terkabul. 

Mustahilnya permohonan Arief Poyuono dikabulkan Presiden Jokowi juga dinyatakan oleh pakar hukum tata negara yang juga salah seorang deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Refly Harun. 

Melalui sebuah video singkat, mantan Komisaris Utama (Komut) PT. Pelindo ini menjelaskan, gubernur adalah kepala daerah yang dipilih langsung oleh rakyat, sama halnya dengan presiden. 

Untuk bisa mencopot jabatan kepala daerah, kata Refly seperti dikutip dari IDNTIMES, salah satu sebab diberhentikan sementara adalah saat yang bersangkutan telah divonis karena melakukan tindak pidana. 

"Kalau sudah divonis maka diberhentikan sementara. Namun kalau vonisnya berkekuatan hukum tetap, maka akan berhenti kan secara permanen," Ucapnya, Minggu (13/9). 

Menurut Refly, ketika sudah berbicara tentang pemberhentian, maka artinya membahas tentang pemakzulan alias impeachment. 

Merujuk pada keterangan Refly Harun, sudah pasti Arief Poyuono kecele. Karena Anies Baswedan sudah bisa dipastikan akan aman dari jabatannya. 

Apalagi, seperti telah penulis singgung di atas, keputusan Gubernur DKI Jakarta tersebut disesuaikan dengan arahan Presiden Jokowi agar lebih memprioritaskan sektor kesehatan masyarakat.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun