TUDINGAN Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi yang menyebut radikalisme masuk masjid melalui orang berpenampilan good looking dan memiliki kemampuan agama mumpuni atau hafiz, menuai diskursus publik.Â
Bahkan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sampai meminta Menag Fachrul Razi menarik kembali ucapannya tersebut.Â
Lembaga yang dipimpin Zainut Tauhid Sa'adi ini merasa, tuduhan Fachrul tak berdasar karena itu sangat menyakitkan dan mencederai perasaan umat Islam.Â
Senada MUI, sejumlah pihak menyebut alasan yang diutarakan Menag, bahwa good looking dipresepsikan sebagai strategi dasar paham radikalisme adalah alasan ganjil dan kurang didukung oleh data-data valid. Soalnya, begitu banyak insan-insan di tanah air yang berparas rupawan dan hafiz, nyatanya malah dimanfaatkan demi kehidupan duniawi.Â
Tak sedikit insan-insan tanah air yang memiliki penampilan keren dan good looking justeru terjun pada dunua entertainmet. Seperti menjadi bintang sinetron, selebgram maupun youtuber.Â
Tuduhan Menag Fachrul tak hanya menuai diskursus publik, tetapi juga memantik amarah mantan Panglima TNU, Jendral (Purn) Gatot Nurmantyo.Â
Gatot yang kebetulan menjabat sebagai pembina murojaah hafiz Alquran dan Salah seorang pemrakarsa berdirinya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) menegaskan jika tuduhan Menag Fachrul Razi mengakibatkan terjadinya penangkapan terhadap para hafiz atau penghapal Alquran, tidak segan akan pasang badan.Â
"Saya ingatkan pada saat jam 17 tanggal 17 Agustus 2017, saya sebagai Panglima TNI di Markas Besar TNI di Cilangkap, saya mengadakan murojaah oleh 1.000 hafiz Quran dengan tema memohon perlindungan Allah SWT untuk bangsa ini," kata Gatot berapi-api saat berpidato dalam acara deklarasi KAMI di rumah Jumhur Hidayat di Bandung, Jawa Barat, Senin (7/9). Dikutip dari Fajar.co.id.Â
"Dan akhirnya saya jadi pembina murojaah hafiz Quran. Jadi kalau pemerintah mau menangkap, tangkap dulu saya. Sayalah yang makar, kalau itu makar," tambah Gatot.Â
Masih dikutip Fajar.co.id, Gatot heran dengan sikap yang menyudutkan para penghafal Alquran. Dia tak bisa membayangkan apa jadinya jika tak ada hafiz Alquran.Â
"Hafiz Quran itu yang melindungi Alquran, mengamankan Alquran. Bayangkan kalau tidak ada hafiz Quran, Alquran diganti kalimatnya, isinya diganti. Siapa yang tahu? Gak ada yang tahu," tegas Gatot.Â
Apa yang diungkapkan Gatot ada benarnya. Keberadaan hafiz Alquran masih sangat dibutuhkan demi menyelamatkan atau mengamankan isi dan makna yang terkandung di dalamnya jangan sampai diselewengkan pihak-pihak tak bertanggung jawab.Â
Lagipula, orang-orang hafiz Alquran dan kebetulan berpenampilan menarik serta rupawan sejatinya diberikan apresiasi oleh Menag. Bukan malah dicurigai dan dituduh yang bukan-bukan.Â
Apabila Menag Fachrul Razi bisa sedikit saja membaca celah dan membuka mata, mestinya bisa melihat sisi positif dari pihak-pihak yang berpenampilan oke dan rupawan yang kebetulan memiliki ilmu agama yang baik.Â
Mengapa?Â
Karena suatu keniscayaan apabila guru-guru atau ustadz yang good looking bisa menarik arah minat anak-anak muda zaman now untuk mempelajari agama Islam lebih khusuk.Â
Melalui para hafiz yang berpenampilan keren dan memiliki wajah rupawan juga, tak mustahil para kawula muda tanah air bakal mempunyai idola baru yang bisa dicontoh dan diteladani.Â
Alangkah lebih baik, apabila anak-anak muda itu menjadi lebih antusias dan semangat untuk ikut belajar menghafal Al Quran, sehingga ujungnya bermuara pada umat Islam di Nusantara sarat dengan hafiz-hafiz Alquran yang mumpuni.Â
Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi adalah salah satu menteri yang kerap mendapat sorotan tajam akibat ucapan atau kebijkannya yang cenderung kontroversial.Â
Artinya, tuduhan dirinya terhadap hafiz Alquran yang good looking dicurigai terpapar paham radikalisme bukanlah kontroversi perdana.Â
Sebelumnya kebijakan dia tentang pembatasan penggunaan cadar dan celana cingkrang di instansi pemerintah juga menuai kritik keras sejumlah kalangan. Â
Selain itu, Fachrul juga sempat menggagas sertifikasi penceramah guna merespons gerakan radikalisme yang sudah masuk ke mimbar-mimbar masjid. Menurutnya, saat ini banyak penceramah yang membodohi umat dengan menggunakan dalil-dalil agama.Â
Kemudian Fachrul juga pernah berseteru dengan ormas Front Pembela Islam (FPI), karena sempat tidak akan memperpanjang Surat Keterangan Terdaftar (SKT) ormas dimaksud karena dianggap sebagai pendukung khilafah.
Itulah beberapa kontroversi Fachrul Razi selama menjabat Menteri Agama (Menag). Entah penyataannya tentang good looking ini yang terakhir atau akan ada kontroversi-kontroversi lainnya? Menarik kita tunggu.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H