Bahkan kabar terakhir, negara tetangga, Malaysia secara terang-terangan memberlakukan larangan ketat bagi Warga Negara Indonesia (WNI) untuk tidak masuk ke wilayahnya. Larangan tersebut mulai diberlakukan mulai Senin (7/9/20).Â
Tak hanya negeri Jiran, konon kabarnya negara-negara lainpun mulai membatasi pergerakan WNI yang hendak masuk ke negara-negara dimaksud.Â
Tentu saja, hal tersebut di atas menjadi tamparan keras bagi pemerintah Indonesia, dan akan sangat berbahaya jika tidak diantisipasi segera.Â
Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi harus segera bisa menemukan formula jitu yang jauh lebih efektif dibanding kebijakan-kebijakan sebelumnya yang cenderung tidak membuahkan hasil.Â
Jika tidak, akibatnya sudah bisa ditebak. Pemerintah akan menjadi bulan-bulanan kritik dari sejumlah kalangan, terutama dari pihak-pihak yang selama ini bersebrangan alias oposisi.Â
Terbukti, "dilockdown-nya" Indonesia oleh Malaysia dan sejumlah negara lain tersebut dijadikan mainan Rizal Ramli (RR) untuk bisa mengkritisi Presiden Jokowi.Â
Ekonom senior yang juga salah seorang pemrakarsa berdirinya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ini menyinggung kembali soal kebijakan karantina wilayah atau lockdown, yang tak pernah dilakukan pemerintah  Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dalam mengatasi penyebaran pagebluk asal Wuhan, China tersebut.Â
"Pemerintah tidak suka lockdown, tapi akhirnya Indonesia yang di-locked down oleh negara-negara lain. What an irony," kata RR, di akun Twitternya, Minggu (6/9). Dikutip dari Radartegal com.Â
Masih dikutip dari Radartegal.com, RR adalah salah satu tokoh yang beberapa kali mengusulkan agar pemerintah untuk melakukan karantina wilayah.Â
Sebab menurut RR, kebijakan lockdown akan lebih efektif dibanding Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan pemerintah dan terus diperpanjang penerapannya.Â
Padahal bagi RR, penerapan lockdown selama satu bulan sudah cukup menekan Covid-19. Ia mengamini bila lockdown total akan membuat pemerintah mengeluarkan biaya besar. Namun hal itu sebanding dengan minimnya dampak ekonomi yang ditimbulkan.Â