Atas dasar dakwaan tersebut di atas, Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan menjatuhkan hukuman penjara selama 3 tahun 6 bulan, di sekitar penghujung tahun 2012.Â
Setelah divonis bersalah, nama Susno Duaji seolah hilang ditelan bumi. Namanya sudah tidak terdengar lagi. Setidaknya oleh penulis. (Mungkin kuper kali ya? He..he).Â
Namun, tadi begitu mencoba baca-baca berita di beragam media online, penulis menemukan sebuah tulisan yang memberitakan tentang kehidupan Susno Duaji setelah lepas dari kurungan penjara dan sudah barang tentu tak lagi sebagai petinggi Mabes Polri.Â
Lantaran saat kasus terjadinya peristiwa Cicak vs Buaya tahun 2009 lalu cukup mengikuti setiap pergerakan beritanya, maka kontan ada perasaan tertarik juga untuk membaca berita teranyar tentang kehidupan mantan Kapolda Jawa Barat tersebut.Â
Hidup Sederhana sebagai PetaniÂ
Awal-awal terjadinya peristiwa Cicak vs Buaya, banyak media massa khususnya televisi nasional yang menginvestigasi dan mempublikasikan harta kekayaan sang mantan jendral bintang tiga dimaksud.Â
Penulis jelas sudah tidak bisa mengingat lagi berapa banyak jumlah harta kekayaan Susno Duaji. Namun, yang pasti jumlahnya terbilang wah.Â
Akan tetapi, sekarang ini sepertinya kehidupan Susno Duaji berubah 180 derajat. Dulu yang selalu dihormati dan gagah dengan balutan seragam kepolisian, berubah jadi layaknya manusia biasa. Sederhana dan jauh dari segala hormat.Â
Setelah mundur dari jabatannya serta menjalani hukuman, rupanya Susno langsung meninggalkan ibukota. Dia lebih memilih hidup tentram sebagai petani di kampung halamannya, di Sumetera Selatan.Â
Dikutip dari Gridhot.id, Susno Duadji kerap menghabiskan waktu di kebun dan ladang. Dia menanam berbagai sayuran, dan buah-buahan. Aktivitasnya sebagai petani pun kerap dibagikan melalui akun Instagram-nya, @susno_duadji.Â
Termasuk, saat Susno Duadji bersama petani desa lainnya beristirahat di tengah kebun. Mereka tampak melepas lelah sambil menyantap makanan berupa nasi bungkus.Â