Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dan, Adian pun Angkat Bicara tentang KAMI

21 Agustus 2020   16:41 Diperbarui: 21 Agustus 2020   17:06 14873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DALAM beberapa waktu terakhir, konstelasi politik tanah air cukup dibuat gaduh oleh kehadiran Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). 

Sudah barang tentu, bukan organisasi, kelompok atau apalah namanya yang mampu membuat gaduh tersebut. Toh, negara menjamin bagi siapapun warga negara untuk berserikat. 

Namun, kelompok yang baru mendeklarasikan diri pada Selasa, (18/8/2020) ini patut diwaspadai punya niat tersembunyi atau hidden agenda, mengingat para angotanya bukanlah orang-orang sembarangan. 

Siapa yang tak kenal dengan si profesor akal sehat, Rocky Gerung; ahli hukum tata negara, Refly Harun, ekonom senior, Rizal Ramli; mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo; mantan Ketua PP Muhamadiyah, Din Syamsuddin; mantan Sekretaris BUMN, Said Didu; belakangan mantan Ketua umum PAN, Amien Rais pun turut bergabung, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh besar tanah air lainnya. 

Sebagaimana diketahui, mereka adalah tokoh-tokoh yang selama ini intens mengkritisi setiap kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan, diantaranya pernah terlibat dalam pergerakan politik Pilpres 2019 lalu. 

Tidak hanya itu, alasan kenapa KAMI mesti diwaspadai pemerintah. Sebab, tidak sedikit yang mengatakan, kehadiran kelompok ini bukan semata-semata demi pergerakan moral rakyat, melakukan pengawasan sosial, kritik, koreksi, serta meluruskan kiblat negara dari segala penyimpangan dan penyelewengan, seperti yang telah digembar-gemborkan selama ini. 

Tak kurang, beberapa pengamat politik menduga, flatform "menyelamatkan Indonesia" adalah kedok untuk menyembunyikan maksud sebenarnya. 

Seperti telah disinggung di atas, banyak pihak menduga, KAMI hadir demi memuaskan syahwat politiknya. Mereka coba berupaya menghadirkan sosok atau tokoh baru untuk dijadikan the next presiden. 

Pasalnya, jagoan mereka pada Pilpres 2019, Prabowo Subianto, sudah tak mungkin lagi diboncengi. Ketua Umum Partai Gerindra ini telah bergabung dengan koalisi pemerintah. 

Sungguh sayang, jika amatan atau dugaan para pengamat tersebut benar adanya. Padahal, seandainya benar kehadiran KAMI ini untuk gerakan moral, penulis rasa akan sangat menguntungkan bagi Indonesia. 

Pasalnya, dengan beranggotakan tokoh-tokoh intelektual dan ekspert di bidangnya masing-masing, kelompok ini akan mampu merubah wajah oposisi ekstra parlementer di tanah air serta memperkokoh kekuatan arus kritik terhadap pemerintah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun