Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Lagi, Ruhut Sitompul Buktikan Diri "Tameng" Jokowi

20 Agustus 2020   21:34 Diperbarui: 20 Agustus 2020   21:43 2679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruhut Sitompul | Fajar.co.id

SEBELUM terjun pada dunia politik, Ruhut Sitompul terkenal sebagai salah satu pengacara kondang tanah air. Dia satu angkatan dengan OC Kaligis atau Hotman Paris sekalipun. 

Pria yang akrab dengan sebutan "Si Poltak Raja Minyak dari Tarutung" itu, mulai merambah dunia politik yaitu bergabung dengan Partai Golongan Karya (Golkar). Namun, bersama partai berlambang pohon beringin ini karirnya tidak bersinar. 

Maka, pada tahun 2004 lalu, pria kelahiran Medan, 24 Maret 1954 ini merubah haluan politiknya dengan bergabung bersama Partai Demokrat. 

Jamak, saat itu, partai berlambang Mercy ini menjelma jadi "rising star" di antara partai-partai yang sudah lebih dulu mapan. Bahkan, pada tahun 2004 itu pula, Demokrat mampu mengantarkan kader terbaiknya, Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Presiden RI. 

Dari sinilah, karir politik Ruhut pun mulai berkembang, bahkan mampu masuk menjadi salah seorang anggota DPR RI selama dua periode berturut-turut, yakni 2004-2009 dan 2009-2014. 

Kendati begitu, bukan karena menjadi anggota DPR yang menjadikan nama Ruhut cukup dikenal publik, melainkan all out nya dia jika sudah membela nama baik partai, apalagi jika sudah menyangkut SBY sebagai presiden atau Ketua Umum Partai Demokrat. 

Dipastikan, Ruhut akan selalu berada pada garda terdepan untuk membela nama baik SBY, jika ada pihak-pihak atau lawan politik yang mengkritisinya. 

Tak heran, kemudian Ruhut dikenal sebagai loyalis SBY. 

Namun, entah kenapa, tiba-tiba saja Ruhut hengkang dari partai yang sudah membesarkan namanya tersebut, dan bergabung dengan PDI Perjuangan. 

Seperti halnya di Partai Demokrat yang begitu loyal terhadap SBY saat masih menjadi presiden. Di PDI Perjuangan pun, posisi Ruhut kurang lebih sama. Dia selalu siap berdiri paling depan dan menjadi "tameng" partai sekaligus Presiden Jokowi. Sebab, kebetulan mantan Wali Kota Solo tersebut dibesarkan dan diusung oleh partai berlambang banteng gemuk moncong putih dimaksud. 

Cukup banyak bukti, bahwa Ruhut memang akan selalu siap melawan dan menyerang siapapun yang hendak mengusik kondusifitas partai atau pemerintahan Presiden Jokowi. 

Sebut saja, saat bendera PDI Perjuangan dibakar oleh kelompok 212 saat aksi massa memprotes RUU HIP, dengan lantang Ruhut menyebut, pihak-pihak yang melakukan pembakaran itu untuk bersiap-siap menerima konsekuensi hukumnya. 

Dia berpandangan, langkah hukum yang dilakukan oleh partainya merupakan kematian bagi para pelaku pembakaran bendera tersebut. 

Kemudian, saat mantan Ketua Umum Partai amanat Nasional (PAN), Amien Rais menyerang Presiden Jokowi dengan menyebut, pada periode kedua masa jabatannya sebagai presiden, perkembangan politik nasional bukannya semakin demokratis. Sebaliknya, malah kian jauh dari semangat demokrasi. 

Karena itu, melalui unggahan video di akun instagram milik pribadinya, yang bertajuk, "Bangsa Indonesia Dibelah", mantan Ketua MPR ini memberikan dua opsi pada Presiden Jokowi. Yakni mundur atau terus maju sebagai presiden. 

Menanggapi kritikan tersebut, tanpa tedeng aling-aling, Ruhut melalui cuitan di akun twitter pribadinya, menyarankan Amien Rais agar diam saja di rumah untuk menikmati masa tuanya, sambil momong cucu dari mantu anaknya Ketum PAN saat ini, Zulkifli Hasan. 

Bukan hanya Amien Rais, salah seorang penggagas Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Din Syamsuddin pun tak luput dari "serangan". 

Ruhut yang kerap sedikit nyeleneh, menyarankan Din Syamsuddin  untuk "menunjuk hidung sendiri sebelum menunjuk hidung orang lain." 

Hal tersebut dipicu oleh adanya rencana deklarasi para tokoh nasional yang tergabung dalam KAMI. Seperti diketahui, deklarasi itu digelar di Tugu Proklamasi, Jalan Pegangsaan Timur, Selasa (18/8/2020) lalu. 

"KAMI akan Layu Sebelum Berkembang"

Tak cukup sampai di situ. Ruhut seolah ingin terus membuktikan dirinya sebagai "tameng" Presiden Jokowi. Kali ini, dia bicara tentang kemungkinan yang bakal terjadi pada KAMI yang baru saja dideklarasikan. Ruhut mengatakan, bahwa pada akhirnya KAMI akan terjadi penggembosan sendiri. 

"Kumpul-kumpul tanggal 18 Agustus tiga hari yang lalu tidak perlu digembosi langsung gembos sendiri," tulis Ruhut lewat akunnya di Twitter, Kamis (20/8). Dikutip dari Jpnn.com. 

Dikatakan Ruhut, saat ini publik sudah cerdas dan paham, mana pihak yang sudah bekerja keras dan mana yang tidak. 

"Rakyat Indonesia tercinta sangat cerdas. Tahu mana yang sudah kerja dan terusssssss kerja keras dibandingkan dengan yang kumpul-kumpul ngerumpi asbun asal bunyi MERDEKA," lanjut Ruhut. 

Masih dikutip dari Jpnn.com, sebelumnya, Ruhut juga meyakini gerakan KAMI yang memberikan 8 maklumat untuk Presiden Jokowi, tidak akan meraih simpati rakyat. 

"Layu sebelum berkembang. Akan layu sebelum berkembang, karena rakyat sudah jenuh," katanya. 

Masih dikatakannya, rakyat sudah paham, kinerja Jokowi tidak pernah bagus di mata para tokoh KAMI. Padahal, Presiden Jokowi itu setiap hari kerja keras demi rakyat. 

Begitulah Ruhut Sitompul, jika sudah membela kepentingan partai atau pemerintahan yang didukungnya. Akan selalu berada di garis terdepan. 

Menarik kita tunggu, celoteh-celoteh apa lagi yang akan diungkapkannya di masa mendatang.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun