Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

KAMI, Barisan Para Mantan untuk Siapkan Tandingan Prabowo atau Sekadar "Bunga" Demokrasi?

20 Agustus 2020   12:24 Diperbarui: 20 Agustus 2020   12:20 11175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TAK KURANG dari 150 orang tokoh nasional berkumpul di Tugu Proklamasi, Jalan Pegangsaan Timur, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (18/08/2020) pagi. 

Ada apa gerangan dengan tokoh-tokoh tersebut berkumpul di sana? 

Rupanya para hari itu tengah ada acara deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), yang diprakarsai Din Syamsuddin, Gatot Nurmantyo, Rocky Gerung, Muhamad Said Didu, Titiek Soeharto, Ichsanuddin Noorsy, Refly Harun dan masih banyak lagi. 

Seperti telah digembar-gemborkan di beragam media massa, konon rencana dideklarasikannya KAMI memiliki tujuan yang sangat mulia, yaitu menyelamatkan Indonesia dari jurang kehancuran atau keterpurukan berbagai sektor. Baik itu ekonomi, politik, sosial dan budaya.

Intinya, KAMI hadir sebagai gerakan moral rakyat, melakukan pengawasan sosial, kritik, koreksi, serta meluruskan kiblat negara dari penyimpangan dan penyelewengan. 

Sejujunya, penulis akan sangat mendukung gerakan ini apabila memang akan diaplikasikan dengan sungguh-sungguh, tanpa ada udang di balik bakwan, alias tidak tidak di boncengi motif-motif tersembunyi. 

Kendati begitu, penulis koq rasanya kurang percaya, jika kehadiran mereka ini hanya demi rasa cintanya terhadap bangsa dan negara Indonesia. Sebab, jika tidak ingin disebut lebay, mungkin niat KAMI ini terlalu idealis. 

Kenapa? 

Karena, tokoh-tokoh yang berada dalam barisan KAMI adalah barisan para mantan yang "terlempar" dari lingkaran kekuasaan dan tidak lagi mendapat panggung. 

Sebut saja diantaranya, Rizal Ramli sebagai mantan Menko Kemaritiman, Muhamad Said Didu mantan Sekretaris BUMN, Gatot Nurmantyo mantan Panglima TNI dan gagal nyalon pada Pilpres 2019, Don Syamsuddin mantan utusan khusus Presiden Jokowi untuk dialog dan kerjasama antar agama, Titiek Soeharto yang tak lagi mendapat tempat setelah ayahnya, Presiden Soeharto lengser, Rocky Gerung yang sejak awal doyan memvonis kebijakan pemerintahan Jokowi seolah tidak ada benarnya, dan Amien Rais yang sudah sama-sama kita ketahui begitu benci terhadap pemerintahan Jokowi. 

Selain nama-nama di atas, tentu saja masih banyak nama lagi. Seperti Refly Harun, MS Kaban, Sri Bintang Pamungkas dan lain-lain. 

Dengan komposisi nama-nama tersebut di atas rasanya tidak berlebihan jika penulis merasakan ada niat-niat atau hidden agenda di balik deklarasi KAMI. 

Penulis mencium ada gelagat atau motif-motif politik di balik semua ini. Hanya saja arah politiknya kemana, tentu hanya waktu yang bisa menjawabnya. 

Sementara, Direktur eksekutife Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny Januar Ali, menduga, bahwa kehadiran KAMI dibarengi dengan rencana-rencana politik praktis yang tak terduga dan seperti bola liar. 

Denny mengatakan, setidaknya ada tiga skenario yang bisa di desain masuk dan keluarnya dari pintu yang berbeda. Dikutip dari CNNIndonesia, menurut Denny, ketiga skenario tersebut adalah : 

Skenario pertama, Ingin menjatuhkan Jokowi sebelum 2024. Namun, menurutnya, KAMI belum cukup kuat untuk menjatuhkan Jokowi saat ini. 

Skenario kedua, gerakan KAMI membesar dan segera menemukan calon presiden populer untuk diusung pada 2024 mendatang. 

"Ini skenario kedua, KAMI menjadi civil society yang ikut melahirkan the next presiden Indonesia tahun 2024. Namun ini hanya terjadi jika KAMI mendukung capres yang saat itu paling populer," ujarnya. 

Jika boleh menambahkan, skenario kedua ini menurut penulis paling berpeluang untuk sekuat mungkin mereka wujudkan. Pasalnya, sebagian besar tokoh KAMI adalah para pendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno pada Pilpres 2019. 

Sebagamana diketahui, nama-nama seperti Rocky Gerung, Muhamad Said Didu, Malem Sambat Kaban, dan Ichsanuddin Noorsy adalah sebagian nama yang begitu all out mendukung Prabowo kala itu. 

Namun, sekarang arah dukungan politik mereka jelas tak sejalan lagi dengan Prabowo, mengingat yang bersangkutan telah bergabung dengan koalisi pemerintahan Presiden Jokowi. 

Jadi, cukup beralasan untuk Pilpres 2024, para tokoh-tokoh KAMI ini akan mencari nama lain untuk diusung menjadi next presiden, sekaligus menandingi mantan sosok yang pernah didukungnya, Prabowo Subianto. 

Sebagaimana diketahui, Prabowo yang saat ini menjabat Menteri Pertahanan (Menhan) di Kabinet Indonesia Maju (KIM) dan juga sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, digadang-gadang bakal kembali mencalonkan diri pada Pilpres 2024 mendatang.

Tapi, tentu saja untuk bisa mengusung sosok jagoannya pada Pilpres 2024 mendatang, KAMI jelas harus merapat atau merangkul partai-partai politik yang memiliki visi dan misi sehaluan. Sebab, bagaimanapun, hal itu syarat mutlak untuk bisa masuk dalam pencalonan Pilpres. 

Kemudian, apa skenario ketiga? 

Masih dikutip dari CNNIndonesia, kata Denny, KAMI akan hadir hanya sebagai bunga demokrasi, alias sekadar pemanis pemerintahan saat ini. 

Dalam skenario ini, KAMI tak menjatuhkan Jokowi sebelum 2024 dan tidak mengusung pasangan capres dan cawapres untuk 2024. 

"KAMI hadir sebagai gerakan moral belaka," tuturnya. 

Jadi, apabila sebatas gerakan moral seperti dikatakan Denny. Penulis merasa kehadiran KAMI cukup bisa me-make over wajah oposisi ekstra parlementer di Indonesia, serta memperkokoh kekuatan arus kritik terhadap pemerintah.

Betapa tidak, wujud kritik-kritikan terhadap pemerintah selama ini kerap terjadi dilakukan oleh masing-masing personal. 

Dengan telah dibungkus oleh wadah yang bernama KAMI, maka wujud kritik dari para tokoh-tokoh tersebut akan lebih berani, lantang dan terkonsolidasi dengan baik. 

Bukan hanya itu, dengan hadirnya KAMI juga bisa menjadi tameng atau sandaran bagi para tokoh yang selama ini doyan mengkritik dari segala risiko yang bakal dihadapi. 

Kembali, ini hanya hipotesis sederhana penulis. Kita tunggu saja apa sebenarnya yang ada di balik deklarasi KAMI tersebut.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun