Jika, elektabilitas tinggi tersebut mampu dipertahankan hingga jelang Pilpres, tentu akan menjadi nilai tawar tinggi dan menambah kepedean Prabowo untuk nyapres.
Airlangga Hartarto
Sama halnya dengan Prabowo, Partai Golkar yang saat ini dinahkodai Airlangga adalah partai tiga besar hasil Pemilu legeslatif 2019. Partai berlambang pohon beringin ini memperoleh 12,31 persen. Namun begitu, jumlah kursi Golkar di parlemen lebih banyak dibanding dengan Gerindra, yakni 83 kursi.
Diyakini, jika Airlangga kekeuh ingin maju sebagai capres, tentu saja bakal memilih ambang batas jumlah kursi di parlemen dibanding suara sah nasional.Â
Dengan begitu, partai ini tinggal membutuhkan 32 kursi. Dan kursi ini bisa mereka dapatkan dengan meraih partai yang berada di bawahnya untuk berkoalisi.
Di luar dua nama tersebut di atas, rasanya cukup sulit untuk bisa otomatis langsung dicalonkan menjadi capres. Meski mungkin dilihat dilihat dari kemampuan memimpinnya lebih baik. Sebut saja, Anies, AHY dan Puan Maharani.
Kenapa?
Pasalnya ketiga nama tersebut di atas, masing-masing memiliki kelemahan, yang diyakini bakal menjadi kendala cukup besar menuju pencalonan RI-1. Apa saja kendala dimaksud, ini penjelasannya?!.
Anies Baswedan
Sosok yang satu ini memang sudah digadang-gadang sejak awal, sebagai salah satu kandidat kuat untuk maju sebagai calon presiden. Hal ini tak lepas dari raihan elektabilitas dia yang selalu menyentuh dua digit dari hasil beberapa lembaga survei. Ini jelas merupakan modal bagus bagi seorang kandidat, mendapat kepercayaan publik. Â
Selain elektabilitas yang relatif tinggi, popularitas mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini juga tidak usah diragukan. Saya rasa mayoritas penduduk tanah air telah mengenal dengan kandidat yang satu ini.