Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Postingan Itu, "Kode" ala AHY pada Prabowo, atau...

9 Agustus 2020   16:05 Diperbarui: 9 Agustus 2020   16:26 1628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak dipungkiri, bahwa sekarang hubungan Prabowo dengan Megawati terjalin cukup mesra. Itu terjadi, karena keduanya dalam posisi saling membutuhkan. Megawati butuh elektabilitas Prabowo yang memang sementara ini selalu unggul dibanding dengan calon kandidat lainnya.

Sebaliknya, Prabowo juga membutuhkan dukungan Megawati dan PDIP, mengingat pasca bergabungnya dengan koalisi pemerintah, dukungan terhadap Prabowo berkurang. Sebut saja dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Persaudaraan Alumni (PA) 212. 

Namun, jika pada saatnya nanti, elektabilitas Prabowo dikangkangi oleh kader PDIP. Dalam hal ini, yang berpotensi besar mengalahkan Prabowo adalah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Saya rasa secara hitung-hitungan politik, Megawati akan ngotot mengusung kadernya jadi Capres. 

Saya rasa jika hal itu terjadi, Prabowo akan menolak jika harus jadi Cawapres. Dia akan lebih memilih untuk menggandeng partai lain, untuk dijadikan pendampingnya. 

Perolehan kursi parlemen Partai Gerindra cukup besar pada Pemilu 2019 lalu, yakni 78 kursi. 

Maka, demi memenuhi ambang batas presidential threshold, yaitu 25 persen suara sah nasional atau 20 persen kursi DPR, partai berlambang kepala burung garuda ini hanya membutuhkan 37 kursi lagi untuk menggenapi 20 persen kursi DPR. 

Seperti diketahui, jumlah kursi DPR saat ini adalah 575 kursi. Jadi, 20 persen dari jumlah kursi tersebut adalah 115 kursi.

Artinya untuk bisa mencalonkan Prabowo Subianto, Gerindra hanya butuh satu partai lagi yang bisa memenuhi ambang batas. Partai mana yang dimaksud? Tentu saja banyak pilihan. Bisa Golkar dengan perolehan 85 kursi, Nasdem 59 kursi, PKB 58 kursi, Demokrat 54 kursi, PKS 50 kursi atau PAN 44 kursi.

Nah, dengan komposisi perolehan kursi tersebut di atas, peluang Gerindra untuk menggandeng Demokrat cukup besar dibanding menggandeng partai lainnya, yang saya rasa akan membentuk poros koalisi sendiri. 

Jadi, seperti saya bahas tadi di atas, sebenarnya jika bicara peluang, tidak menutup kemungkinan jika Prabowo dengan AHY bersatu pada Pilpres 2024 mendatang. 

Lalu, apa makna kedua dari postingan AHY tadi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun