Karena peristiwa itu pula, sampai saat ini tempat tersebut (baca : Lubang Buaya) dijadikan sebuah Kompleks Monumen Pancasila Sakti oleh pemerintah. Hal ini dibuat sebagai atau untuk mengenang terjadinya peristiwa kelam atas kebiadaban dan pembunuhan terhadap tujuh pahlawan revolusi.
Maka, sangat beralasan jika akhirnya sekarang, Monumen Pancasila Sakti tersebut menjadi salah satu destinasi wisata sejarah bagi masyarakat, terutama para pelajar.
Sebagai tempat bersejarah dan banyak dikunjungi wisatawan, tentu saja Monumen Pancasila Sakti itu dibangun sebagus mungkin, meski tidak menghapuskan tempat aslinya.Â
Namun begitu, aura sisa-sisa kekejaman PKI dan aura mistis masih kuat dirasakan. Setidaknya hal ini dirasakan oleh penjaga museum, atas nama Boby dan Ahmad (nama samaran).
Dikutip dari tagar.id, mereka mengaku, telah banyak melihat hal-hal aneh, sehingga akhirnya hal itu dianggap biasa.
Ahmad pernah melihat sosok pocong yang tali kain kafannya sudah terlepas. Ia mengaku melihat sosok pocong saat berada di samping gedung Museum Pengkhianatan PKI. Ahmad mengaku pocong tersebut terbang menuju sumur Lubang Buaya dari Museum Pengkhianatan PKI.
Tak hanya itu, ketika Ahmad berpatroli mengelilingi tiap ruangan, dirinya sering mendengar percikan air seperti orang sedang bermain air di kamar mandi. Namun, saat dicek, suara itu menghilang.
Sementara, Bobby mengaku pernah melihat sosok hitam berbadan besar tepat jam 12 malam di dekat Lubang Buaya, saat berjaga di ring 1.
Untuk itu, Bobby selalu berpesan kepada pengunjung, untuk menjaga etika dan sopan santun agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.