Akrobat politik, jelas sangat tidak menguntungkan partai. Bahkan, partai dalam posisi ini dikangkangi oleh kader politik kutu loncat kesana kemari hanya semata mencari jabatan dan uang.
Memang, ini merupakan tamparan keras untuk partai, mengapa menerima orang yang tidak jelas komitmen terhadap kebijakan dan ideologi partai? Sehingga partai sekarang hanya menjadi rumah singgah sementara untuk orang bergabung dalam rumah itu.
Pada saatnya mereka tidak betah, maka akan meninggalkan rumah singgah itu mencari rumah lain untuk persinggahan mereka. Dan paling ironis dan memprihatinkan kita adalah setelah mereka pindah ke rumah singgah lain, tidak tanggung-tanggung mereka juga menjadi corong untuk membuka borok partai yang ditinggalkan itu ke depan publik. Sungguh memuakan.
Tapi bisa apa, ini realita yang harus dihadapi oleh warga masyarakat saat ini. Dalam otak para pelaku politik, hanya ada narasi seperti ini, "tidak ada kawan dan lawan yang abadi, yang abadi hanyalah kepentingan". Mereka biasanya juga membuat rumusan politik karena kepentingan yaitu, siapa dapat apa.
Akhyar Pindah Partai
Nah, jelang Pilkada serentak mendatang, jauh-jauh hari kita sudah disuguhkan akrobat politik yang diperagakan oleh Akhyar Nasution.
Sebagaimana diketahui, Akhyar sebelumnya adalah kader PDI Perjuangan, namun tiba-tiba saja dia menyebrang ke Partai Demokrat.
Ramai diberitakan media massa, menyebrangnya Pelaksana tugas Wali Kota Medan tersebut ke partainya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) disebabkan PDI Perjuangan tidak mengakomodir keinginannya untuk maju pada Pilwakot Medan.Â
Disebut-sebut, Partai berlambang banteng gemuk moncong putih itu lebih memilih menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Boby Nasution.
Di Partai Demokrat, Akhyar dipastikan mendapatkan apa yang dia mau. Yaitu, maju mencalonkan diri pada kontestasi Pilwakot Medan, Sumatera Utara.
Dikutip dari Tempo.co, majunya Akhyar ditegaskan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Jansen Sitindaon. Menurutnya, Demokrat ingin menghadirkan alternatif pilihan di Pilkada Medan 2020, dengan mencalonkan Akhyar yang berpasangan dengan politikus PKS, Salman Al Farisy.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!