Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Adian Serang Balik Staf Khusus Erick Tohir

26 Juli 2020   12:41 Diperbarui: 26 Juli 2020   12:41 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ARYA Sinulingga adalah staf khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, yang memiliki gaya bicara khas, lugas dan tegas. 

Sebagai orang yang dipercaya sebagai Juru Bicara kementerian pelat merah, pria kelahiran Kabanjahe, Sumatera Utara, 18 Februari 1971 ini tak segan memberikan pernyataan menohok jika ada pihak-pihak lain "menjelekan" kementerian pelat merah dimaksud.

Sebagai contoh, saat ramai terhadap wacana penolakan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) ditunjuk sebagai petinggi di Kementerian BUMN, Arya tak segan meladeni kritikan beberapa pihak yang cukup kredibel. Sebut saja, mantan Sekretaris Kementerian perusahaan pelat merah, Muhamad Said Didu dan ekonom senior tanah air, Rizal Ramli.

Boleh jadi, hal tersebut adalah tugasnya sebagai orang yang diberi tanggung jawab memberikan segala keterangan tentang segala hal yang menyangkut kementerian tempatnya bekerja. Akan, tetapi, saya rasa tidak semua staf khusus atau juru bicara kementerian mampu dan berani meladeni kritik atau debat seperti halnya Arya Sinulingga.

Contoh teranyar dari pernyatan pria yang bernama lengkap Arya Mahendra Sinulingga ini adalah membantah pernyataan politisi PDI Perjuangan, Adian Napitupulu.

Sebelumnya, Adian menuduh, bahwa komposisi atau pengisian jabatan direksi dan komisaris di seluruh perusahaan pelat merah dipastikan bukan melalui jalur pembukaan lowongan kerja. Akan tetapi, lewat jalur titipan. Jumlahnya diduga mencapai kisaran 6000 hingga 7000 orang lebih.

Parahnya, dari sekian banyak orang-orang titipan ini, sebagian besarnya atau sekitar 5000 orang direksi dan komisaris di perusahaan milik negara tersebut, latar belakangnya tidak jelas. Adian menduga, orang sebanyak itu adalah titipan dari mafia, yang bergerak di berbagai sektor.

Atas tudingan tersebut, Arya langsung memberikan tanggapannya. Dia dengan tegas membantah bahwa ribuan jajaran direksi dan komisaris di perusahaan BUMN adalah titipan.
Bahkan, dalam kesempatan yang sama, Arya menuding, bahwa pernyataan Adian tersebut merupakan blunder serta tidak memahami budaya yang ada di korporasi.

Menurutnya, dalam budaya korporasi tidak ada yang namanya lowongan buat jabatan direksi atau komisaris dipublikasikan pada publik secara terbuka.

Adian Serang Balik Arya

Dengan adanya bantahan serta anggapan Arya Sinulingga yang menyatakan, bahwa Adian tidak memahami mekanisme atau budaya korporasi, langsung direspon cepat oleh anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI Perjuangan tersebut.

Kata pria kelahiran Manado, 9 Januari 1971 tersebut, pembukaan lowongan bagi jabatan direksi dan komisaris sebuah perusahaan sudah lazim terjadi. Misalnya, lowongan yang dibuka oleh Perusda Pasar Surya, PT Patralog, PT Bank Jatim dan PT Jateng Petro Energi.

"Dari contoh di atas maka pernyataan bahwa tidak pernah ada lowongan direksi atau komisaris corporate yang di umumkan terbuka tentu sebuah kesalahan besar atau sok tahu yang sangat akut," ujar Adian. Kompas.com.

Masih dikutip dari Kompas.com, Adian menyebut, direksi dan komisaris BUMN merupakan jabatan publik. Sehingga, proses seleksinya haruslah transparan. Terlepas apakah kandidatnya berasal dari relawan ataupun kader parpol pendukung pemerintah.

"Bukankah titipan titipan itu konsekuensi dari tidak adanya sistem rekrutmen yang transparan. Kalau dikatakan bahwa saya tidak mengerti budaya korporasi maka saya perlu bertanya, budaya yang mana? Setahu saya budaya korporasi yang tertutup itu adalah budaya korporasi yang lahir dari mindset Orde Baru," kata Adian.

Kata mantan aktivis 1998 ini, transparansi seleksi direksi dan komisaris BUMN perlu dilakukan. Ini karena ada uang negara yang cukup besar yang tersedot untuk menggaji mereka.

Berawal dari Perseteruan Adian Vs Erick

Saling "berbalas pantunnya" (Baca : saling lempar tudingan) antara Adian Napitupulu dengan Arya Mahendra Sinulingga tersebut, tak lepas dari perseteruan awal antara politisi PDI Perjuangan dimaksid dengan Menteri BUMN, Erick Tohir.

Sebagamana diketahui, perseteruan itu diawali dengan adanya pernyataan Erick Tohir soal besarnya ketergantungan Indonesia dengan bahan baku medis dan alat kesehatan (alkes) dari impor. Sehingga menyebabkan munculnya banyak praktik kotor yang dilakukan oleh mafia.

Pernyataan tersebut langsung dikritik Adian dalam bentuk surat terbuka. Tak hanya sekali, melainkan dua kali. Pertama, surat terbuka yang bertajuk, "Jujur Saja, Siapa Mafianya Pak Menteri?". Kemudian disusul dengan surat terbuka lainnya, dengan tajuk, " BUMN dan UMKM Dalam Cerita dan Angka, Siapa Pahlawan Sesungguhnya?".

Kritikan Adian dalam bentuk dua surat terbuka tersebut akhirnya terkuak dengan adanya pengakuan dari Erick Tohir. 

Mantan bos Inter Milan ini menyebut, kritikan Adian itu gara-gara dirinya tidak mengakomodir orang-orang titipan Adian untuk duduk di kusri direksi atau komisari di kementrian yang dia pimpin.

Dari sini, mulailah saling tuding dan membela diri, hingga akhirnya terjadi perseteruan Adian dengan Staf Khusus BUMN, Arya Mahendra Sinulingga.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun