ARYA Sinulingga adalah staf khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, yang memiliki gaya bicara khas, lugas dan tegas.Â
Sebagai orang yang dipercaya sebagai Juru Bicara kementerian pelat merah, pria kelahiran Kabanjahe, Sumatera Utara, 18 Februari 1971 ini tak segan memberikan pernyataan menohok jika ada pihak-pihak lain "menjelekan" kementerian pelat merah dimaksud.
Sebagai contoh, saat ramai terhadap wacana penolakan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) ditunjuk sebagai petinggi di Kementerian BUMN, Arya tak segan meladeni kritikan beberapa pihak yang cukup kredibel. Sebut saja, mantan Sekretaris Kementerian perusahaan pelat merah, Muhamad Said Didu dan ekonom senior tanah air, Rizal Ramli.
Boleh jadi, hal tersebut adalah tugasnya sebagai orang yang diberi tanggung jawab memberikan segala keterangan tentang segala hal yang menyangkut kementerian tempatnya bekerja. Akan, tetapi, saya rasa tidak semua staf khusus atau juru bicara kementerian mampu dan berani meladeni kritik atau debat seperti halnya Arya Sinulingga.
Contoh teranyar dari pernyatan pria yang bernama lengkap Arya Mahendra Sinulingga ini adalah membantah pernyataan politisi PDI Perjuangan, Adian Napitupulu.
Sebelumnya, Adian menuduh, bahwa komposisi atau pengisian jabatan direksi dan komisaris di seluruh perusahaan pelat merah dipastikan bukan melalui jalur pembukaan lowongan kerja. Akan tetapi, lewat jalur titipan. Jumlahnya diduga mencapai kisaran 6000 hingga 7000 orang lebih.
Parahnya, dari sekian banyak orang-orang titipan ini, sebagian besarnya atau sekitar 5000 orang direksi dan komisaris di perusahaan milik negara tersebut, latar belakangnya tidak jelas. Adian menduga, orang sebanyak itu adalah titipan dari mafia, yang bergerak di berbagai sektor.
Atas tudingan tersebut, Arya langsung memberikan tanggapannya. Dia dengan tegas membantah bahwa ribuan jajaran direksi dan komisaris di perusahaan BUMN adalah titipan.
Bahkan, dalam kesempatan yang sama, Arya menuding, bahwa pernyataan Adian tersebut merupakan blunder serta tidak memahami budaya yang ada di korporasi.
Menurutnya, dalam budaya korporasi tidak ada yang namanya lowongan buat jabatan direksi atau komisaris dipublikasikan pada publik secara terbuka.
Adian Serang Balik Arya
Dengan adanya bantahan serta anggapan Arya Sinulingga yang menyatakan, bahwa Adian tidak memahami mekanisme atau budaya korporasi, langsung direspon cepat oleh anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI Perjuangan tersebut.