Apapun alasannya, yang pasti jika perseteruan kedua pejabat publik ini tidak ingin semakin liar, dibutuhkan penanganan atau campur tangan Presiden Jokowi langsung.
Jika Presiden diam saja, jangan salahkan kalau ke depannya akan muncul beragam spekulasi dan praduga yang bisa-bisa menyudutkan dirinya. Salah-salah, mantan Wali Kota Solo ini bisa dianggap orang paling berdosa atas terjadinya perseteruan Adian versus Erick Tohir dimaksud.
Adian Dituding Blunder
Lepas dari masalah bantahan Adian tentang tidak merasa menitipkan orang-orangnya langsung terhadap Erick Tohir. Rupanya tuduhan Adian soal maraknya titipan nama-nama untuk ditempatkan pada posisi direksi dan komisaris, cukup mengusik Kementrian BUMN.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga membantah, bahwa ribuan direksi dan komisaris di perusahaan milik negara tersebut merupakan orang-orang titipan.
Arya menyerang balik Adian, bahwa pernyataan politisi PDI-P tersebut blunder dan membuktikan bahwa sebenarnya Adian tidak memahami budaya yang ada di korporasi.
"Karena, mana ada perusahaan pernah buka lowongan kerja untuk direksi dan komisaris di media-media atau diumumkan secara terbuka," ujar Arya dalam keterangannya, Jumat (24/7/2020). Kompas.com.
Menurut Arya, pemilihan direksi dan komisaris BUMN memiliki mekanisme tersendiri. Setiap orang yang terpilih menjabat direksi dan komisaris di perusahaan plat merah telah mengikuti serangkaian proses.
Atas dasar itu, Arya menyayangkan pernyataan dari Adian yang menyebut direksi dan komisaris BUMN merupakaan orang-orang titipan.
Apakah setelah ini masih akan ada episode-episode lainnya atas kasus perseteruan Adian versus Erick? Menarik kita tunggu.
Salam