Iya, seandainya elektabilitas Ganjar hingga jelang pencalonan terus berada di puncak, sementara elektabilitas Prabowo justru jatuh, bukan tidak mungkin, Megawati akan kembali membatalkan atau mengkhinati perjanjian batu tulis yang telah disepakati denga Prabowo, pada 16 Mei 2009 lalu.
Sebagaimana diketahui dalam perjanjian batu tulis tersebut terdapat tujuh poin kesepakatan, yang salah satu duantaranya adalah Megawati Soekarnoputri mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilu Presiden tahun 2014.
Hanya saja, kesepakatan tersebut sudah jelas-jelas dilanggar oleh Megawati. Pasalnya, pada tahun 2014 lalu, PDI-P malah mengusung Joko Widodo.
Perjanjian batu tulis ini banyak yang percaya akan bisa terealisasi pada Pilpres 2024 nanti. PDI-P akan mengusung Prabowo yang akan disandingkan dengan Puan Maharani.
Dilihat dari kedekatan Mega dengan Prabowo dalam beberapa waktu terakhir, tampaknya memang Megawati tak akan mengkhianati lagi perjanjian batu tulis dimaksud.
Namun, sekali lagi, politik itu cair dan dinamis. Jika Elektabilitas Prabowo pada waktunya nanti jeblok, sementara Ganjar malah meroket. Dan PDI-P kekeuh ingin mengorbitkan Puan, maka boleh jadi Prabowo akan kembali dikorbankan.
Dalam hal ini, PDI-P justru akan mengawinkan Ganjar dengan Puan. Kecuali, Megawati dan Puan legowo. Maka, perjanjian batu tulis akan tetap bisa diwujudkan. Hanya saja pasangannya berubah, menjadi Prabowo - Ganjar.
Namun begitu, Pilpres masih jauh. Masih banyak kemungkinan-kemungkinan yang tidak bisa kita prediksi dari sekarang.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H