Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tren Elektabilitas Ganjar Terus Menanjak, Prabowo Disalip Anies

21 Juli 2020   21:25 Diperbarui: 21 Juli 2020   21:35 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iya, seandainya elektabilitas Ganjar hingga jelang pencalonan terus berada di puncak, sementara elektabilitas Prabowo justru jatuh, bukan tidak mungkin, Megawati akan kembali membatalkan atau mengkhinati perjanjian batu tulis yang telah disepakati denga Prabowo, pada 16 Mei 2009 lalu.

Sebagaimana diketahui dalam perjanjian batu tulis tersebut terdapat tujuh poin kesepakatan, yang salah satu duantaranya adalah Megawati Soekarnoputri mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilu Presiden tahun 2014.

Hanya saja, kesepakatan tersebut sudah jelas-jelas dilanggar oleh Megawati. Pasalnya, pada tahun 2014 lalu, PDI-P malah mengusung Joko Widodo.

Perjanjian batu tulis ini banyak yang percaya akan bisa terealisasi pada Pilpres 2024 nanti. PDI-P akan mengusung Prabowo yang akan disandingkan dengan Puan Maharani.

Dilihat dari kedekatan Mega dengan Prabowo dalam beberapa waktu terakhir, tampaknya memang Megawati tak akan mengkhianati lagi perjanjian batu tulis dimaksud.

Namun, sekali lagi, politik itu cair dan dinamis. Jika Elektabilitas Prabowo pada waktunya nanti jeblok, sementara Ganjar malah meroket. Dan PDI-P kekeuh ingin mengorbitkan Puan, maka boleh jadi Prabowo akan kembali dikorbankan.

Dalam hal ini, PDI-P justru akan mengawinkan Ganjar dengan Puan. Kecuali, Megawati dan Puan legowo. Maka, perjanjian batu tulis akan tetap bisa diwujudkan. Hanya saja pasangannya berubah, menjadi Prabowo - Ganjar.

Namun begitu, Pilpres masih jauh. Masih banyak kemungkinan-kemungkinan yang tidak bisa kita prediksi dari sekarang.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun