Hal ini yang menurut temanku menjadi alasan Presiden Jokowi mempercayakan program food estate terhadap Prabowo dibanding kepada Mentan Syahrul Yasin Limpo. Politisi Partai Nasdem tersebut, lanjutnya minim pengalaman pada sektor pertanian, karena basis pendidikannya adalah bidang hukum.
"Bagaimana sobat, benar enggak analisaku tadi?" Tanya temanku.
Sebagai orang yang awam tentang birokrasi dan tektek bengek pemerintahan dan politik, saya tidak bisa menjustifikasi bahwa apa yang dikatakan temanku itu benar atau salah.
Bagi saya yang namanya hipotesa ya sah-sah saja diungkapkan siapa saja. Selama hal itu tidak mengandung unsur SARA apalagi kebencian.
"Ya, bisa jadi," membalas pertanyaan temanku tadi.
Dorong Prabowo Lebih Manggung
Sama halnya dengan temanku, saya sendiri mempunyai hipotesis soal alasan dipercayanya Prabowo Subianto sebagai penanggungjawab ketahanan pangan nasional.
Jika kita ingat-ingat lagi janji kampanye Prabowo Subianto pada saat Pilpres 2019 lalu. Salah satunya adalah akan memperkuat sektor ketahanan pangan nasional.
Guna mewujudkannya, Prabowo yang kala itu berpasangan dengan Sandiaga Uno memiliki program unggulan. Diantaranya adalah mekanisasi sektor pertanian. Program ini menitikberatkan pada peningkatan produktivitas pangan.
Selain ada juga program penerapan teknologi pada sistem pergudangan. Program ini adalah berupa pemasangan teknologi baru di sistem pergudangan yang diharapkan dapat membenahi persoalan pertanian. Yaitu hasil panen mudah membusuk jika terjadi keterlambatan pengiriman.
Sebetulnya masih cukup banyak program-progran unggulan Prabowo dalam hal meningkatkan ketahanan pangan nasional tersebut. Hanya saja, saya lupa lagi. He ... He ... He.