SALAH satu organisasi di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Food and Agriculture Organization (FAO) sudah memberikan peringatan tentang adanya kemungkinan negara-nagara di dunia terjadi krisis pangan.
Peringatan tersebut langsung disambut baik oleh Pemerintah Indonesia. Mereka harus sudah bersiap-siap jika memang krisis pangan itu terjadi.
Salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah menciptakan program yang disebut food estate guna mendorong mendorong ekstensifikasi lahan pertanian. Total lahan sementara adalah sekitar 30.000 hektare (ha) yang disiapkan untuk memasok kebutuhan pangan nasional.
Sedangkan sebagai penanggungjawab dan pengelola lumbung pangan nasional, mantan Wali Kota Solo itu menunjuk Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.
"Leading sektornya ini nanti karena menyangkut cadangan strategis pangan kita, akan kita berikan kepada Pak Menhan," ujar Jokowi usai meninjau lahan food estate, di Kalimantan, Kamis (9/7). Kontan.co.id.
Meski begitu Jokowi bilang nantinya menteri pertanian dan menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan ikut mendukung program tersebut. Termasuk dengan pelibatan pemerintah daerah.
Masih dikutip dari Kontan.co.id, Jokowi menyampaikan akan membentuk sebuah badan yang akan menjadi supervisor dan bisa bekerja sama dengan lembaga lain.
"Bisa bekerja sama baik dengan pola investasi baik nanti dikerjakan BUMN atau dengan skema yang lainnya," terang Jokowi.
Jokowi berharap nantinya lahan yang dijadikan sebagai lumbung pangan itu dapat berkembang. Ditargetkan dalam dua tahun akan bertambah sebanyak 148.000 ha.
Saya hanya bisa berharap apa yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi tentang program ketahanan pangan tersebut bisa berjalan dengan lancar dan didukung semua pihak. Karena, ini akan menentukan nasib dan hajat masyarakat banyak, khususnya warga negara Indonesia.
Lebih jauh, saya juga bermimpi bahwa Indonesia bisa kembali meraih prestasi seperti pernah terjadi pada era kepemimpinan Presiden Soeharto.Â
Di bawah kendali presiden terlama tersebut, Indonesia mampu swasembada pangan pada tahun 1984 silam. Bahkan setahun kemudian, sukses tersebut mendapatkan penghargaan dari FAO.
Kenapa Prabowo?
Kembali, saya harus memberikan apresiasi atas rencana pemerintah ini. Hanya saja menariknya soal penunjukan Prabowo sebagai penanggungjawab dan pengelola tentang ketahanan pangan dimaksud. Kenapa bukan Menteri Pertanian (Mentan) yang saat ini dijabat oleh Syahrul Yasin Limpo.
Dalam hipotesis sederhana saya, Presiden sudah menghitung benar kenapa harus Prabowo yang ditunjuk. Boleh jadi, bahwa mantan menantu Presiden Soeharto ini dianggap sosok tepat yang bakal mampu mewujudkan cita-cita pemerintah dalam bidang ketahanan pangan.
Apalagi sama-sama kita ketahui, pada masa kampanye Pilpres 2019, Prabowo yang berpasangan dengan Sandiaga Uno menjadikan Ketahanan Pangan nasional sebagai salah satu janji dan program strategisnya jika terpilih jadi presiden dan wakil presiden.
Bahkan kala kampanye, Prabowo sempat menilai bahwa ada beberapa program tentang ketahanan pangan nasional yang tidak bisa diselesaikan Presiden Jokowi selama menjabat presiden di periode 2014 - 2019.
Maka dari itu, pasangan Prabowo - Sandi telah merumumuskan dan menawarkan sejumlah langkah dalam mengelola ketahanan pangan nasional.
Nah, boleh jadi dalam kesempatan ini Presiden Jokowi merasa cocok dengan program-program yang pernah ditawarkan Prabowo pada kampanye Pilpres 2019 lalu.
Daripada repot-repot dengan gagasan-gagasan baru, maka lebih baik menunjuk Prabowo. saatnya bagi mantan Danjend Kopasus tersebut untuk membuktikan tentang segala ide dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Muatan Politik
Itu tadi alasan penunjukan Prabowo sebagai figur yang dipercaya untuk mengelola ketahanan pangan nasional.
Meski begitu, masih menurut hipotesa sederhana saya, selain karena alasan di atas, penunjukan Prabowo juga mengandung muatan politis.
Kenapa?
Seperti diketahui, Prabowo Subianto telah digadang-gadang bakal maju kembali pada Pilpres 2024 mendatang. Bahkan kabarnya akan "dikawinkan" dengan Ketua DPR-RI, Puan Maharani dari PDI Perjuangan.
Perlu diingat, bahwa Presiden Jokowi pun dibesarkan oleh partai yang berlambang banteng gemuk bermoncong putih dimaksud.
Jadi, saya berpikir guna memuluskan rencana Prabowo dalan kontestasi Pilpres 2024 mendatang tersebut, Presiden Jokowi sengaja memberikan panggung lebih terhadap Prabowo dengan cara menggarap progran ketahanan pangan nasional.
Harapannya, jika program ini mampu ditunaikan dengan baik oleh Prabowo, bukan tidak mungkin akan mampu mendongkrak elektabilitasnya lebih tinggi lagi.
Ya, kalau program ini bisa berjalan lancar dan sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat tanah air. Jika tidak? Namanya juga politik, tentu saja harus berani berspekulasi guna mengejar apa yang diinginkannya.
Itulah hipotesa sederhana dari saya. Tentu saja, apa yang saya ulas ini bisa saja berbeda dengan pihak-pihak lain. Tidak apa-apa, toh mereka di luar sana memiliki hak yang sama untuk memberikan alasan atau analisanya.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H