Di luar itu, saya juga masih ingat betul, sebelum Susi diangkat jadi Menteri KKP, ilegal fishing atau penangkapan ikan ilegal kerap kali terjadi di wilayah laut nusantara dan kapal-kapal asing begitu seenaknya memasuki wilayah perairan Indonesia tanpa kendali.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan sejumlah negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, Thailand dan Filipina nekat memasuki wilayah perairan Indonesia.Â
Salah satunya, boleh jadi sebab merosotnya stock ikan yang berada di wilayah perairan mereka. Sementara, stock ikan di wilayah perairan nusantara masih melimpah ruah.
Pada situasi inilah tiba-tiba muncul seorang menteri bergaya nyentrik bernama Susi Pudjiastuti. Awalnya jujur saya tidak yakin bahwa dia bisa menuaikan tugasnya dengan baik. Namun apa dinyana, dia menjelma sebagai solusi atas maraknya ilegal fishing di perairan nusantara.
Bagaikan "monster" Susi benar-benar membuat para nelayan asing yang akan memasuki perairan nusantara dan mencuci sumber daya alamnnya jiper dan gentar.
Tenggelamkan....! Kata-kata ini sangat khas keluar dari mulut perempuan nyentrik ini, kala menemukan kapal asing yang masuk ke wilayah perairan Indonesia.
Sudah tak terhitung, berapa banyak kapal-kapal asing yang berhasil ditenggelamkan oleh ketegasannya. Hal Itu dilakukan, semata-mata, karena tidak mau kompromi terhadap para pencuri kekayaan laut nusantara.
Sangat beralasan, jika pada akhirnya, Susi dianggap menjadi salah seorang menteri terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Dengan segala prestasinya dalam "menjaga" perairan Indonesia. Banyak yang percaya kalau pada saat pembentukan Kabinet Indonesia Maju (KIM), Susi akan kembali menempati posisi Menteri KKP.Â
Tapi apa daya, Presiden Jokowi tidak lagi mempercainya. Mantan Wali Kota Solo itu lebih percaya mengangkat menteri yang baru, yaitu Edhy Prabowo.
Banyak yang kecewa atas putusan tersebut. Tapi apa daya, hal itu mutlak hak prerogatif presiden. Saya dan mungkin masyarakat lain di luaran sana hanya bisa mengatakan, "Rindu Bu Susi sebagai Menteri KKP".