Sekuat apapun desakan atau keinginan publik, jika Presiden Jokowi tetap mempertahankannya, tentu saja kita tidak bisa berbuat apapun.
Beranikah Jokowi Reshuffle Yasona?
Paling tingginya tingkat ketidak puasan masyarakat terhadap kinerja Menkum-HAM Yasona Laoly diakui atau tidak, salah satunya dampak dari program asimilasi dan integrasinya yang banyak menimbulkan kegaduhan.
Seperti saya bilang tadi, program pembebasan para narapidana ini hingga mengakibatkan dia mendapatkan label paling layak direshuffle bagi Yasona akhirnya seperti menepuk air di dulang terpercik muka sendiri.
Idealnya, Presiden Jokowi menjadikan hasil survey ini sebagai referensinya dalam mengambil keputusan (jika reshuffle jadi dilaksanakan).
Kendati begitu, saya sangsi jika orang nomor satu di negara ini berani mereshuffle Yasona. Sebab, bagaimanapun Yasona adalah politisi senior yang menjadi salah satu panutan di partainya, PDI Perjuangan.
Untuk itu, bukan perkara mudah bagi Jokowi untuk mereshuffle Yasona. Sebab tidak menutup kemungkinan akan mendapat banyak penolakan dari PDI Perjuangan.
Jelas, Jokowi akan sangat menghindari terjadinya gesekan dengan partai yang sudah mendukungnya habis-habisan selama dua kali Pilpres lalu (2014 dan 2019).
Benar, Jokowi sudah tidak memiliki kepentingan lagi, mengingat dirinya tidak bisa mencalonkan diri pada Pilpres 2024.Â
Namun perlu diingat, masa jabatan dia masih sekitar empat tahunan lagi. Akan berat menjalankan sisa masa jabatannya apabila dia harus berseteru dengan PDI Perjungan.
Beranikah Jokowi mereshuffle Yasona? Rasanya tidak.
Salam