Kedua, masih ada kaitannya denga poin pertama. Adian juga sempat menyingung bahwa Erick Tohir sudah mulai "main-main" di ranah politik sebenarnya.
Dalam hal ini, Erick dinilai punya syahwat politik menuju pencalonan pemilihan presiden 2024.
Bukan tidak mungkin, jika Erick Tohir dibiarkan terus menjabat Menteri BUMN, dalam tiga atau empat tahun ke depan elektabilitasnya akan terus menanjak. Dan ini akan menjadi ancaman bagi kandidat-kandidat lainnya yang sudah lebih dulu digadang-gadang bakal maju.
Untuk menjegal elektabilitas Erick, boleh jadi ada yang "membisiki" Presiden Jokowi agar menggeser posisinya.
Adapun pembisiknya, bisa dari partai yang kerap menyerangnya atau bisa juga dari pihak-pihak lain yang memiliki kemampuan mempengaruhi Presiden Jokowi.
Mungkin itulah hipotesa sederhana saya, tentang alasan bergesernya posisi Erick Tohir. Kendati begitu, kembali saya tekankan bahwa digeser atau tidaknya Erick Tohir tentu saja menjadi kewenangan Presiden Jokowi.
Lagipula, daftar-daftar calon menteri yang dikirimkan tadi siang, saya kira kebenarannya masih perlu dipertanyakan.
Hentikan Bola Liar
Sehari setelah munculnya unggahan video "Jokowi Jengkel", hingga berujung pada ancaman reshuffle kabinet pada Minggu (28/06/2020). Beragam spekulasi nama-nama yang layak digantikan muncul di media massa.
Tak sedikit pengamat yang mengatakan bahwa mentri A, B, C dan seterusnya layak di reshuffle dengan alasan ini dan itu.
Jamak jika beragam prediksi atau spekulasi ini muncul ke permukaan. Mereka yang berani memprediksi hal tersebut, saya kira didasari hasil amatan, analisa dan bahkan catatan tentang kinerja para menteri Jokowi selama ini.