Akhirnya, dia pun kembali memaksakan profesi lamanya meski sarat dengan keterbatasan. Namun, dia tidak menyerah begitu saja.
Dalam benak Kang Maman, daripada harus memulai dari nol lagi, lebih baik menjalankan profesinya dengan sungguh-sungguh.
Dia jalani terus jualan combro itu meski halangan dan rintangan datang silih berganti termasuk beban hidup yang kian besar seiring bertambah besar kedua anaknya.
Kang Maman yang biasa memulai jualan jam 8 pagi hingga jelang magrib. Mulai menambah waktunya.Â
Dia putuskan keluar jualan setelah sholat subuh dengan cara berkeliling dulu ke komplek-komplek perumahan. Lalu, paginya paginya nongkrong di sekolah untuk kemudian pindah ke alun-alun.
Disertai doa dan tawakal pada Sang Maha Pencipta, lambat laun Kang Maman pun mendapatkan hasil lebih baik, sehingga mampu mengumpulkan modal tambahan untuk mengembangkan dagangannya.
Kang Maman mampu membeli gerobak combro baru untuk di jajakan oleh orang yang dipercayanya.
Dari sana, hasil jualan combro Kang Maman terus meningkat sehingga akhirnya dia memiliki empat gerobak Combro.
Dan yang paling membanggakan dalam hidupnya, dari hasil jualan combro yang sebelumnya hendak ditinggalkan, Kang Maman mampu menyekolahkan kedua anaknya hingga perguruan tinggi.