Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jokowi Marah, Siapa Korban Reshuffle?

28 Juni 2020   21:58 Diperbarui: 28 Juni 2020   21:58 1386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
IndonesiaKiniNews.com

PANDEMI virus corona atau covid-19 sudah berjalan hampir empat bulan lamanya menyerang tanah air. Kendati begitu, pemerintah belum benar-benar bisa menangani penyebaran pagebluk ini dengan baik.

Terbukti penambahan kasus positif yang terinfeksi oleh virus asal Wuhan, China ini masih terus terjadi. Bahkan, peningkatan kasus positif ini makin tinggi setelah pemerintah menerbitkan kebijakan baru berupa aturan New Normal.

Meningkat tajamnya jumlah kasus positif pasca diterapkannya New Normal memang sudah bisa diprediksi sejak awal. Pasalnya, saat masih diberlakukan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saja, wabah virus corona tetap merajalela di hampir seluruh tanah air.

Perlu diingat, PSBB ini dibarengi dengan regulasi cukup ketat dan sanksi hukum. Tapi hasilnya masih bisa dikatakan tidak epektif.

Anehnya, meski penyebaran pandemi covid-19 ini masih cukup tinggi, pemerintah justru "nekat" melonggarkan aturan PSBB dan mengajak masyarakat untuk berdamai dengan pagebluk dimaksud.

Banyak pihak yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah tersebut. Karena hanya akan lebih memperparah keadaan. Kendati demikian, pemerintah kekeuh pada kebijakannya dengan alasan penyelamatan ekonomi.

Jokowi Tak Segan Reshufle
Kondisi tanah air yang masih dalam ancaman serius pandemi covid-19 rupanya disadari betul oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Karena itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta para pembantunya yang tergabung dalam Kabinet Indonesia Maju (KIM) untuk bekerja lebih keras dalam menangani pandemi covid-19. Bahkan, dia "menggertak" tak segan mengambil langkah extraordinary termasuk reshufle kabinet.

"Langkah apapun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita, untuk negara. Bisa saja membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle," kata Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna 18 Juni 2020 di Istana Negara. Dikutip dari Tempo.co

Kemarahan Jokowi ini muncul dalam rekaman video yang diunggah di akun Youtube Sekretariat Presiden baru pada hari ini, Ahad, 28 Juni 2020.

Masih dikutip dari Tempo.co, dalam pembukaan rapat tersebut, Jokowi menyatakan bahwa jajaran kabinetnya belum memiliki satu perasaan yang sama bahwa saat ini situasi tengah krisis.

"Kalau saya lihat Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara masih ada yang melihat ini sebagai masih normal, berbahaya sekali."

Jokowi mengatakan bahwa ia siap membuka jalan bagi para menterinya untuk melakukan tindakan extraordinary, termasuk jika membutuhkan peraturan pesiden dalam prosesnya. Gebrakan itulah satu-satunya cara agar pandemi Covid-19 bisa segera dikendalikan.

"Karena memang suasana ini harus ada. Suasana ini Bapak-ibu (bila) tak merasakan itu, sudah. Artinya tindakan-tindakan extraordinary keras akan saya lakukan," kata Presiden Jokowi.

Siapa Jadi Korban?

Menarik menyimak narasi Presiden Jokowi yang menyatakan kalimat "Reshufle", yang disampaikan pada Sidang Kabinet paripurna tersebut.

Jujur, hal ini membuat saya jadi terus berpikir dan menebak-nebak. Siapa yang akan menjadi "korban" Presiden Jokowi jika memang reshufle itu benar-benar terjadi.

Kira-kira siapa ya?

Jika mengacu pada perkembangan wabah virus corona di tanah air. Setidaknya menurut hipotesa sederhana saya ada dua menteri yang sangat tentan untuk di reshufle.

1. Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto
Amburadulnya penanganan pandemi Covid-19 pada Pemerintahan Presiden Jokowi menimbulkan banyak catatan hitam. Dalam hipotesa sederhana saya, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjadi salah satu menteri yang layak direshuffle, lantaran lamban dalam mengatasi penyebaran virus corona.

Sebagaimana diketahui, pandemi covid-19 ini merupakan ranah dan tanggungjawab Menkes Terawan untuk mengatasinya. Namun, hingga perjalanan pandemi covid-19 sudah hampir empat bulan menyerang tanah air, tidak tampak gebrakan berarti yang diperlihatkan olehnya.

Bahkan, sebagai Menkes sejatinya Terawan berada paling depan dalam penanganan pandemi ini. Namun nyatanya, dia seringkali tidak tampak di permukaan. Seolah negeri ini tidak memiliki Menteri Kesehatan.

Tidak hanya itu, sebelum virus corona menyerang tanah air, Menkes Terawan acap kali tidak mampu berkoordinasi dengan baik dan manajemen komunikasinya pun buruk.

Beberapa kali dia mendapatkan cibiran publik karena buruknya komunikasi. Salah satunya, saat dia dengan percaya dirinya bahwa warga negara Indonesia tidak akan terkena virus corona karena kekuatan doa. Tapi nyatanya hari ini, pernyataan Menkes Terawan ini tak ubahnya dongeng sebelum tidur belaka.

2.Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara
Saya menempatkan Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara juga sebagai salah satu yang layak direshufle. Alasannya adalah karena banyaknya data penduduk yang tidak valid sehingga program jaminan sosial atau bantuan sosial untuk warga masyarakat terdampak pandemi covid-19 tidak berjalan dengan baik.

Dalam hal ini, saya rasa Mensos Juliari telah gagal menyiapkan data yang baik, sehingga program jaminan pengamanan sosial tidak tepat sasaran dan cenderung bermasalah.

Hanya saja, saya cukup sanksi jika Presiden Jokowi berani meresshufle dirinya. Mengingat Juliari adalah kader PDI Perjuangan, sebagai partai pendukung paling besar pemerintahannya.

Tapi, tetap saja bagi saya, reshuffle itu sebuah keniscayaan. Meski tentunya semua itu kembali pada Jokowi. Sebab dialah yang memegang kendali penuh atas para menterinya.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun