LIVERPOOL akhirnya mampu mengakhiri kutukan tidak pernah juara selama tiga dekade terakhir.Â
Klub yang berdomisili di kota pelabuhan tersebut terakhir merasakan indahnya mengangkat tropy juara pada musim 1989/1990. Saat kompetisi masih bernama Divisi satu liga inggris.
Kepastian The Reds julukan Liverpool menjuarai Liga Primer Inggris musim 2019/2020, setelah sebelumnya sukses membantai tim tamu, Crystal Palace dengan skor empat gol tanpa balas. Kemenangan ini membuat poin Mohamad Salah dan kawan-kawan naik menjadi 86.
Sementara di pertandingan berikutnya, pesaing terdekat The Reds, Machester City justru harus bertekuk lutut di tangan tuan rumah Chelsea dengan skor tipis, 1-2.
Akibat kekalahan tersebut, poin The Citizens julukan Manchester City tak beranjak dari 64 angka. Dengan tujuh pertandingan sisa, mustahil bagi anak asuh Pep Guardiola itu menyusul perolehan Liverpool.
Sekalipun Manchester City mampu memborong tujuh pertandingan sisa dengan kemenangan. Poin yang dihasilkan adalah 21 poin. Jika ditambahkan dengan perolehan poin sekarang hingga pekan ke-31, jumlahnya hanya 85.
Jumlah poin The Citizens ini jelas masih di bawah The Reds yang sudah mengantongi 86 poin. Sekalipun dalam tujuh pertandingan sisanya, Mohamad Salah dan kawan terus menderita kekalahan, sama sekali tidak akan mempengaruhi apapun.
Mane dan Salah Toreh Tinta Emas
Kesuksesan The Reds Liverpool meraih gelar juara liga primer inggris musim 210/2020 ini tentunya merupakan hasil kerja keras pihak-pihak yang terlibat. Baik pemain, jajaran pelatih, manajemen dan para pendukung setia.
Meski demikian, patut diakui bahwa peran Mohamad Salah dan Sadio Mane layak dikedepankan.Â
Ya, tanpa bermaksud menafikan peranan pemain lain. Sepanjang musim ini, kedua pemain yang sama-sama asal Benua Afrika itu sangat berkontribusi besar terhadap gemilangnya performa tim.
Peran krusial yang dijalankan dua pemain asal Afrika tersebut boleh disebut merupakan kunci Liverpool meraih gelar pada musim ini.
Misal, Mane tercatat mampu mencetak 15 gol dan 9 assist. Sedangkan Salah yang beroperasi sebagai sayap kanan, tercatat telah mencetak 17 gol dan 27 assist. Torehan ini jelas membuktikan betapa impresifnya kedua pemain ini bagi Liverpool.
Namun, di balik penampilan impresifnya, kedua pemain ini juga telah mampu menorehkan tinta emas bagi negaranya masing-masing. Mane dan Salah resmi dinobatkan sebagai pemain pertama dari negaranya masing-masing yang berhasil meraih gelar juara Liga Inggris.
Mane sendiri merupakan pemain yang lahir di sebuah kota bernama Sedhiou, Senegal. Sementara, Salah menjadi figur penting seorang pesepakbola asal Mesir.
Dekati Raihan Gelar MU
Dengan kesuksesannya meraih gelar juara pada musim ini, membuat jumlah tropy The Reds Liverpool menjadi 19, sepanjang keikutsertaannya sebagai peserta kompetisi liga kasta teratas di negeri Ratu Elizabeth.
Jumlah tersebut menjadikan Liverpool semakin mendekati tim peraih tropy terbanyak, yang saat ini masih dipegang oleh Manchester United, yaitu 20 tropy.
Kendati demikian, melihat performa tim Manchester United yang masih belum mampu menemukan bentuk permainan terbaiknya pasca ditinggal pelatih legendaris, Sir Alex Ferguson.
Sedangkan di sisi lain, di bawah besutan Jurgen Klopp, Liverpool semakin memperlihatkan permainan impresif dibalut dengan kekompakan tim yang luar biasa. Bukan mustahil kedepannya mampu berdiri sejajar bahkan lebih dari segi raihan tropy liga primer.
Kilas balik 1989/1990
Namun, musim tersebut seolah menjadi episode penutup kegemilangan Liverpool di Liga Inggris karena sebelum musim 2019/2029, mereka tak pernah lagi merebut kembali kekuasannya.
Ya, sebelumnya The Reds, begitu dominan di periode 1970 hingga awal 1990. Dalam periode itu, Liverpool total mengemas 11 gelar. Musim 1989-1990 jadi musim terakhir Liverpool mengangkat supremasi tertinggi di Negeri Ratu Elizabeth.
Pada musim 1989-1990 liga inggris diikuti 20 klub. Liverpool ditangani pemain sekaligus manajer legendaris, Kenny Dalglish
Seperti dikutip Bola.okezone.com, para pemain yang diboyong Daglish seperti Peter Beardsley, John Barnes, Ray Houghton, Alan Hansen, Ronnie Whelan, Steve McMahon, Mark Lawrenson dan Steve Nicol membentuk Liverpool sebagai dream team.
Apalagi, mereka kembali diperkuat Ian Rush yang sebelumnya membela Juventus.
Dengan tim yang makin matang, Daglish hanya merekrut bek Glenn Hysen dari Fiorentina dan Steve Harkness dari Carlisle. Hysen kemudian menjadi salah satu pilar kekuatan lini belakang selama empat musim di Reds.
Meski demikian, masih dikutip Bola.okezone.com, dream team Liverpool sempat direpotkan oleh Villa yang memang memberi perlawanan  ketat. Bahkan mereka sempat memuncaki klasemen pada April.
Namun, Liverpool langsung tancap gas dan mengejar ketinggalannya. Hasilnya, mereka menutup musim kompetisi dengan keunggulan sembilan poin dari Villa Liverpool sukses mengemas 23 kemenangan, 10 hasil imbang dan 5 kalah dari 38 pertandingan
Liverpool juga mengukir prestasi sebagai tim paling produktif sekaligus paling sedikit kebobolan. Mereka bisa mencetak 78 gol. Unggul jauh dari Villa yang hanya mampu 57 kali membobol gawang lawan.
Barnes mencapai kegemilangan dengan menjadi top skor klub setelah mengoleksi 22 gol. Disusul Rush dengan 18 gol dan  Beardsley di urutan ketiga dengan koleksi sepuluh gol.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H