Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Terungkap, Turunnya Elektabilitas Anies karena Jokowi

22 Juni 2020   14:59 Diperbarui: 22 Juni 2020   17:08 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Faktor Jokowi

Tentu saja menurunnya elektabilitas Anies ini bukan tanpa sebab. Alias ada faktor X yang mempengaruhinya. Nah, faktor X ini sekarang terungkap. Menurut Direktur Eksekutive IPI, Burhanudin Muhtadi, turunnya elektabilitas Anies karena Jokowi.

Tapi, jangan salah paham dulu. Maksudnya Jokowi di sini bukan lantaran faktor dirinya secara personal. Seperti pesanan atau pengaruh yang bisa menurunkan elektabilitas Anies. Tapi lebih disebabkan oleh partisan Jokowi pada Pilpres 2019 yang kurang menyukai Anies.

"Orang memilih bukan karena semata kinerja. Ada faktor lain, misal pilihan di 2019," kata Burhanuddin dalam webinar di Cokro TV yang disiarkan melalui Youtube, Ahad 21 Juni 2020. Dikutip dari Tempo.co

"Kenapa pendukung Pak Jokowi kurang tertarik dukung Mas Anies? Ini jawabannya partisan." Ujar Burhan.

Masih dikutip dari Tempo.co, lanjut Burhan, tak dipungkiri bahwa popularitas Anies tinggi. Tapi justru karena itu, meski pun kebijakannya banyak disorot media, hal itu tidak banyak berpengaruh.

"Di survei bulan Februari, Mas Anies dikenal. Artinya kalau sering tampil di media itu tidak terlalu banyak gunanya. Jadi kalau sudah dikenal lebih dari 90 persen, ruang menaikkan elektoral bukan dari popularitas. Tapi dari kinerja, tingkat kesukaan, dan seterusnya," ujarnya.

Burhanuddin mengatakan tingkat kesukaan kepada Anies, menurut surveinya di bulan Februari lebih rendah dibanding rata-rata kepala daerah. Anies berada di angka 60 persen, sementara kepala daerah lain tingkatnya tidak ada yang di bawah 80 persen.

Tingkat kesukaan ini, menurutnya sulit diubah. Tidak seperti popularitas. Karena akan lebih sulit membuat orang berubah pandangan dari tidak suka menjadi suka, ketimbang dari tidak kenal menjadi kenal.

"Padahal menurut voting behaviour akan jauh lebih mudah meningkatkan elektabilitas dari sisi popularitas ketimbang dari sisi peningkatan kesukaan," tuturnya.

Sepakat dengan Burhanudin, bahwa untuk meningkatkan rating popularitas memang lebih mudah. Cukup sering-sering di media televisi atau promosi diri lewat media mainstream lainnya pun bisa dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun