Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menimang Nasib Arief Poyuono, si Pelontar "PKI Mainannya Kadrun"

20 Juni 2020   21:30 Diperbarui: 20 Juni 2020   21:28 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

WAKIL Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra, Arief Poyuono dalam beberapa waktu terakhir menjadi sorotan tajam beragam kalangan. Baik masyarakat sipil, warganet, politisi maupun media massa.

Hal tersebut tidak lepas dari pernyataan kontroversialnya yang menyatakan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah mainannya Kadrun.

Masalah ini berawal dari keterangan Atief Poyuono soal isu kebangkitan PKI dalam sebuah wawancara yang ditayangkan di YouTube. Poyuono ditanyai soal pandangannya mengenai isu kebangkitan PKI.

Saat ditanya tentang siapa yang memunculkan isu kebangkitan PKI tersebut, Arief menyinggung soal 'kadrun'.

Kadrun adalah akronim dari "Kadal Gurun" yang acap kali disematkan terhadap kelompok Islam kanan yang sebagian menyatakan dukungan pada khilafah pada bentuk-bentuk tertentu.

Dengan statement-nya yang dianggap offside ini, tak hahya Arief yang mendapatkan serangan karena telah melontarkan isu sensitif. Melainkan partainya Gerindra tak luput dari bully-an warganet. Bahkan tagar tenggelamkan Partai berlambang kepala burung garuda tersebut sempat menghiasi laman media sosial (Medsos).

Pernyataan Arief yang akhirnya menyasar ke tubuh partai, para petinggi Gerindra langsung kebakaran jenggot. Mereka ramai-ramai membantah bahwa pernyataan pria kelahiran Jakarta 49 tahun silam ini tidak ada sangkut pautnya dengan partai yang dinahkodai Prabowo Subianto tersebut.

Menurut para petinggi Partai Gerindra, Arief tidak punya kewenangan berstatement atas nama partai karena dia bukanlah juru bicara resmi.

Jadi apa yang diucapkannya tersebut murni merupakan tanggung jawab yang bersangkutan. 

Maka adanya tagar tenggelamkan Gerindra sangat tidak beralasan. Untuk itu sejatinya serangan tersebut dialamatkan pada Arief Poyuono sendiri.

Arief Akan Disidang

Atas pernyataan kontroversialnya yang dianggap telah melanggar kode etik partai, Arief Poyuono akhirnya harus mempertanggungjawabkan tingkahnya. Dia akan disidang oleh Mahkamah Kehormatan (MK) Partai Gerindra.

Rencananya, jadwal sidang klarifikasi Arief Poyuono akan digelar pada Selasa, 23 Juni 2020.

"Kita kan menghormati haknya sebagai seorang kader untuk dimintakan keterangannya atau klarifikasinya di Mahkamah Partai. Sebagai kader yang baik, sebaiknya melakukan klarifikasi dong, sebaiknya menghadiri klarifikasi dong," kata Waketum Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, kepada wartawan, Sabtu (20/6/2020). Dikutip dari detikcom.

Menanggapi adanya usulan pemecatan, masih dikutip dari detikcom, Dasco menyatakan bahwa hal tersebut tidak bisa disampaikan lewat media. Namun, menurutnya, Prabowo Subianto akan mengambil langkah sesuai AD/ART partai jika Poyuono tak hadir dalam sidang klarifikasinya.

"Soal usulan pemecatannya itu ya nggak bisa usulan pemecatan dilakukan lewat media. Tindakan dilakukan atau tidak dilakukan itu tunggu keputusan rekomendasi atau keputusan dari Mahkamah Partai. Jadi tindakan itu baru bisa diambil kalau sudah ada hasil persidangan. Itu kalau dia datang, hasil persidangan kalau dia datang," jelas Dasco.

"Kalau dia tidak datang, setelah dipanggil secara patut, maka sesuai dengan peraturan yang ada di Partai Gerindra, maka Ketua Umum atau Ketua Dewan Pembina yang akan mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu. Langkah-langkah yang dianggap perlu itu tentunya sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga," imbuhnya.

Nasib Arief di Ujung Tanduk?

Dengan telah ditetapkan jadwal sidang etik untuk Arief Poyuono di hadapan Mahkamah Kehormatan Partai Gerindra pada Selasa (23/6/2020), boleh jadi merupakan pertaruhan nasib karir politiknya bersama partai yang berdiri pada 6 Februari 2008 tersebut.

Boleh jadi pada sidang nanti, Arief akan mendapatkan sanksi berat bahkan tidak menutup kemungkinan akan dipecat seperti keinginan banyak pihak.

Jika menilik pada kasus saat ini yang menjadi sorotan banyak masyarakat dan rekam jejak Arief bersama Partai Gerindra pernah terjadi disharmonisasi, karena pernah "menyelingkuhi" Prabowo Subianto pada tahun 2017 lalu. Rasanya akan sulit bagi Arief untuk lolos dari sanksi.

Sekedar catatan, pada tahun 2017 lalu, Arief pernah dianggap berkhianat terhadap Prabowo yang jelas-jelas didukung sepenuhnya oleh Partai Gerindra untuk kembali maju pada Pilpres 2019.

Namun, Arief yang semestinya mendukung Prabowo, malah memuji-muji keberhasilan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang merupakan rival Prabowo. Karena sikapnya itu, Arief dianggap telah "selingkuhi" mantan Danjend Kopasus tersebut.

Jika sanksi berat hingga berujung pemecatan terjadi, berarti pribahasa yang menyebutkan bahwa mulutmu adalah harimaumu kembali harus memakan korban. Akibat pernyataannya yang offside, karir Arief sebagai politisi Gerindra, tamat.

Namun begitu, kita tak bisa berandai-andai. Kejelasan nasib Arief tentu saja baru akan diketahui setelah jalannya sidang pada Selasa mendatang.

Pertaruhan Gerindra

Menurut hemat penulis, sidang Mahkamah Kehormatan yang akan digelar pada Selasa (23/6/2020) nanti, tidak saja pertaruhan nasib Arief Poyuono. Tapi juga merupakan pertaruhan nasib Gerindra.

Kenapa?

Karena jika hasil sidang terhadap Arief ini nanti tidak memuaskan masyarakat. Misal hanya dijatuhkan sanksi administrasi biasa, bukan mustahil kepercayaan masyarakat terhadap Partai Gerindra akan mengendur atau malah kecewa.

Karena masyarakat akan menganggap bahwa Partai Gerindra masih melindungi Aeief Pouyono. Dan, bisa jadi sidang nanti hanya dagelan untuk meredam rasa penasaran publik.

Untuk itu, menurut penulis, tidak ada jalan lain bagi Gerindra selain menjatuhkan sanksi berat. Karena dengan cara ini, Gerindra bisa membersihkan nama baik partainya dan tidak akan dianggap melindungi atau bersekongkol dengan Arief Poyuono.

Publik setidaknya akan kembali percaya bahwa Gerindra tidak akan pandang bulu terhadap siapa saja kadernya yang telah melanggar aturan.

Dan, ini akan sangat baik bagi Gerindra untuk langkah politik kedepannya. Apalagi, Partai berlambang kepala burung garuda ini digadang-gadang akan kembali mencalonkan Prabowo Subianto untuk maju Pilpres 2024.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun