Nasib Arief di Ujung Tanduk?
Dengan telah ditetapkan jadwal sidang etik untuk Arief Poyuono di hadapan Mahkamah Kehormatan Partai Gerindra pada Selasa (23/6/2020), boleh jadi merupakan pertaruhan nasib karir politiknya bersama partai yang berdiri pada 6 Februari 2008 tersebut.
Boleh jadi pada sidang nanti, Arief akan mendapatkan sanksi berat bahkan tidak menutup kemungkinan akan dipecat seperti keinginan banyak pihak.
Jika menilik pada kasus saat ini yang menjadi sorotan banyak masyarakat dan rekam jejak Arief bersama Partai Gerindra pernah terjadi disharmonisasi, karena pernah "menyelingkuhi" Prabowo Subianto pada tahun 2017 lalu. Rasanya akan sulit bagi Arief untuk lolos dari sanksi.
Sekedar catatan, pada tahun 2017 lalu, Arief pernah dianggap berkhianat terhadap Prabowo yang jelas-jelas didukung sepenuhnya oleh Partai Gerindra untuk kembali maju pada Pilpres 2019.
Namun, Arief yang semestinya mendukung Prabowo, malah memuji-muji keberhasilan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang merupakan rival Prabowo. Karena sikapnya itu, Arief dianggap telah "selingkuhi" mantan Danjend Kopasus tersebut.
Jika sanksi berat hingga berujung pemecatan terjadi, berarti pribahasa yang menyebutkan bahwa mulutmu adalah harimaumu kembali harus memakan korban. Akibat pernyataannya yang offside, karir Arief sebagai politisi Gerindra, tamat.
Namun begitu, kita tak bisa berandai-andai. Kejelasan nasib Arief tentu saja baru akan diketahui setelah jalannya sidang pada Selasa mendatang.
Pertaruhan Gerindra
Menurut hemat penulis, sidang Mahkamah Kehormatan yang akan digelar pada Selasa (23/6/2020) nanti, tidak saja pertaruhan nasib Arief Poyuono. Tapi juga merupakan pertaruhan nasib Gerindra.
Kenapa?