Tapi kekecewaan di final tersebut mampu ditebus pada final berikutnya musim 2018/2019. The Reds keluar sebagai juara setelah sukses menaklukan sesam tim liga primer Inggris, Totenham Hotspur.
Untuk musim 2019/2020 memang kesempatan Liverpool mempertahankan gelar Liga Champion telah pupus.Â
Tapi ada satu hal yang paling ditunggu-tunggu oleh fans The Reds di dunia, yakni tropy liga primer Inggris.
Betapa tidak, tim sekota dengan grup musik legendaris The Beatles ini terakhir kali mencicipi gelar prestisius domestik ini pada musim 1989/1990 atau tiga dekade silam. Tentunya merupakan penantian yang sangat lama bagi klub sebesar dan sehebat Liverpool.
Peluang untuk mendapatkan tropy liga primer ini bukan lagi mimpi. Musim ini sepertinya akan terwujud. Liverpool hanya butuh dua kemenangan lagi dari sembilan pertandingan sisa atau enam poin tambahan untuk bisa mengunci gelar.
Rasanya jika tidak ada keajaiban, enam poin tambahan ini bukan perkara yang terlalu sulit bagi Mohamad Salah dan kawan-kawan.
Itulah dua tim sepak bola pavorit penulis. Barcelona karena ada Messi dan Liverpool karena tim Hebat.
Tinta Emas Sepak Bola Nasional
Boleh jadi, penulis adalah fans dari Barcelona dan Liverpool. Meski begitu bukan berarti tidak mencintai timnas Indonesia.
Jika disuruh memilih, sudah pasti penulis akan memilih timnas dibanding dengan Barcelona dan Liverpool. Meski prestasi timnas masih jeblok dan jauh dari kata membanggakan dari segi prestasi.
Jangankan untuk level Asia atau bahkan Dunia, sekedar bersaing di level Asia Tenggara pun, timnas Indonesia masih kembang kempis. Jauh di bawah Thailand dan Vietnam.