Mohon tunggu...
Semprianus Mantolas
Semprianus Mantolas Mohon Tunggu... Jurnalis - Pecandu Kopi

Baru belajar melihat dunia, dan berusaha menyampaikannya melalui simbol (huruf)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukan Hanya Nyawa, Corona Juga Merenggut Gairah Seksual

11 April 2020   09:24 Diperbarui: 11 April 2020   09:24 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/ foto: Times of India

Poling NBC News
Poling NBC News
Psikolog asal Amerika, Jessica Zucker dalam tulisannya Health, Sex and Coronavirus: How Does Sexuality Intimacy Change During Pandemic?" memberikan alasan mengapa virus corona berdampak negatif terhadap aktivitas seksual kebanyakan masyarakat di dunia khususnya Amerika.

Padahal 32 dari 50 negara bagian atau 75% warga Amerika telah  mengisolasikan dirinya di rumah. Atau dengan kata lain, banyak waktu yang dapat dihabiskan bersama pasangan di rumah.

Alasan paling utama adalah dengan munculnya virus corona membuat masyarakat secara global ketakutan dan panik. Kepanikan inilah yang membuat mood atau gairah seksual dari setiap pasangan khususnya wanita menurun.

Elizabeth, salah satu koresponden yang diwawancarai Jessica menjelaskan, dengan adanya corona dirinya bersama pasangan memiliki waktu yang cukup lama untuk saling berbagi, entah untuk minum secangkir kopi atau pun mengobrol hal-hal yang tak penting lainnya.

Kendati begitu, untuk urusan ranjang, Elizabeth bersama pasangan justru merasa sangat terganggu dan tidak terpuaskan. Bukan karena alasan penularan virus, melainkan karena gairah yang menurun.

Panik dan Penurunan Gairah Seks

Hubungan kepanikan dengan aktivitas seksual sendiri sebelumnya juga pernah diteliti oleh Shujuan Liu, dkk yang dipublish dalam International Journal of Obsterics & Gyneacology. Pada penelitian tersebut, Shujuan melihat korelasi aktivitas seksual wanita di Wenchuan, Cina pasca gempa bumi tahun 2008.

Ternyata dalam penelitian tersebut ditemukan adanya penurunan kepuasan seks yang nyata dalam aktivitas seksual mereka. Sebelum gempa terjadi, dari 170 responden wanita, 55% puas akan aktivitas seksual mereka. Namun pasca gempa, menurun menjadi 21%.

Tak hanya itu, hubungan ranjang pun berkurang pasca gempa. Bila sebelumnya, 170 wanita menyatakan sekali seminggu, pasca gempa 89% menyebutkan mereka tidak berhubungan seks sama sekali seminggu setelah gempa.

Bahkan ada 32% wanita setelah sebulan gempa berakhir, disurvey menyebutkan belum melakukan aktivitas seksual sama sekali.

Alasan yang dilontarkan oleh mereka pun sama, musibah yang terjadi membuat mereka panik hingga trauma. Kepanikan inilah yang berpengaruh negatif terhadap aktivitas seksual mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun