Malam lailatul qadar adalah malam yang penuh dengan keberkahan di bulan suci Ramadhan dilhususkan untuk umat Nabi Muhammad Saw.
Selain penuh keberkahan juga penuh dengan segala kebaikan diberikan oleh Allah Swt untuk para hambanya yang beriman dan bertaqwa.
Tentang malam lailatul qadar sendiri telah Allah Swt nyatakan di dalam kitab suci Alquran bahkan dikatakan malam ini lebih baik dari pada seribu bulan yang mana jikalau menemuinya maka hamba tersebut telah beribadah 83 tahun 4 bulan.
Bahkan bisa jadi lebih banyak dari pada itu karena tiada seorang pun yang tahun seperti apa persisnya imbalan yang Allah Swt berikan kepada para hambanya yang beribadah dimalam laitul qadar.
Hal inilah yang telah disampaikan oleh guru Saya seorang Kyai kampung menerangkan didalam kitab durrul manstur termasuk mengenai malam tersebut khusus untuk umat Nabi Muhammad Saw.
Ketika Saya tanyakan, mengapa harus ada malam lailatul qadar Di Bulan Ramadhan? Beliau menerangkan begini alasannya.
Inilah yang membuat Rasulullah Saw merasakan kesedihan yang mendalam. Guru Saya bilang sejak memimpin umatnya untuk menyembah pada Allah Swt apa sih yang tidak diperuntukan untuk umatnya? Bahkan ketika Rasul Saw hampir meninggal pun dibenaknya yang ada hanyalah Umati yang disebutnya sebanyak tiga kali.
Rasulullah Saw adalah kekasih Allah Swt apa pun permintaan dab doanya tidak akan tertolak bahkan ketika tafakur tentang umatnya pun Allah Swt mengetahui isi hati Rasulullah Saw yang sedang sedih karena usia umatnya yang pendek-pendek karena tentu amalnya juga pendek mustahil dapat menandingi ibadah umat sebelum Rasulullah Saw.
Berawal dari situlah maka demi menghibur hati kekasihnya tersebut Allah Swt menganugerahkan malam lailatul qadar khusus untuk umat Nabi Muhammad Rasulullah Saw.
Hal ini dapat berarti apa bila para umatnya tersebut di bulan Ramadhan khususnya pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan maka ia sama saja seoal-olah telah beribadah selama 84 tahun lebih 4 bulan. Sungguh sangat luar biasa.
Namun demikian para alim para ulama jumhurul muslimin masih terdapat perbedaan pandangan terhadap malam lailatul qadar.
Namun Beliau menyarankan agar ikut pendapat dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) yang bermadzab Imam Syafii sebagai panutannya untuk hal ibadah.
Apa lagi dalilnya sudah jelas dalam Alquran Surat Alqadar ayat 1-5 yang berbunyi inna anzalnahu fii lailatil qadar wamaa adrooka maa lailatul qadar dan seterusnya sampai selesai.
Oleh karena itu mari dibulan Ramadhan di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Sudah seharusnya lebih giat lagi ibadahnya pada Allah Swt.
Seorang teman yang bekerja di Arab Saudi mengisahkan jika di negara-negara Timur Tengah seperti Arab, apa bila bulan Ramadhan sudah memasuki 10 hari terakhir bulan ramadhan semua orang berlomba-lomba dalam kebaikan beribadah.Â
Bahkan yang di Makkah didepan Ka'bah semakin hari semakin penuh dengan orang yang khusu beribadah.
Karena mereka tahu bahwa malam lailatul qadar adalah malam yang istimewa dan itulah harapannya.
Berbeda dengan di Indonesia semakin mendekati lebaran di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan maka mushola dan Masjid semakin sepi akan tetapi plaza dan pusat perbelanjaan semakin ramai.
Salam..
Samhudi Bhai
