Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Buruh - Wong tani

Bhinneka Tunggal Ika

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Nyonggol Padi yang Menjadi Tradisi

3 April 2022   21:25 Diperbarui: 3 April 2022   21:33 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berat padi sekarung bersih 45 kg/dokpri

Panen padi di daerah Brebes Jawa Tengah sejak awal bulan Maret hingga kini telah usai di panen.

Sebagian masyarakat di khususnya di kampungku Brebes ada yang memakai cara manual dan sebagian lagi ada yang menggunakan mesin pemanen padi yang disebut kombet.

Seiring dengan perkembangan jaman, munculnya teknologi seperti alat pemanen padi memang sangat membantu sekali bagi para petani.

Namun, hanya sebagian besar saja yang menggunakan alat tersebut dan selebihnya masyarakat di daerah Brebes masih banyak yang tetap menggunakan panen dengan memakai cara tradisional yaitu hanya menggunakan cengkrong atau yang biasa disebut dengan arit.

Seperti di persawahan yang tidak dapat di jangkau oleh mesin tersebut. Jaraknya yang jauh juga medan tempuh yang dilalui oleh mesin kombet belum bisa memadai.

Secara kebetulan sawah Saya di kampung Brebes cukup lumayan jauh dari pedesaan. Melewati kali buangan atau aliran irigasi sawah untuk para petani disekitarnya.

Hal ini lah yang membuat para petani tidak dapat berkutik ketika saat panen padi. Pasalnya mau tidak mau suka dan tidak suka harus dilakukan panen tanpa mesin kombet alias panen secara manual.

Sebagaimana Saya, semenjak minggu kemarin panen hingga sabtu 2 april 2022, padi yang sebelumnya dijemur dipersawahan baru dapat diangkut ke rumah setelah sebelumnya melalui berbagai aral rintangan yang melanda.

Jemuran padi di sawah/dokpri
Jemuran padi di sawah/dokpri
Cuaca di bulan ini masih terus hujan, pagi terang sore hujan, siang hujan sore terang begitu terus cuaca yang terjadi sehingga hal ini cukup merepotkan bagi para petani padi.

Terkadang para petani seperti Saya sampai seharian di sawah makan pun di kirim oleh orang tua demi padi yang di jemur selamat dari hujan yang bisa datang tiba-tiba datang dan mendadak serta kapan saja waktunya bisa terjadi.

Jumat sore hujan dengan lebatnya hingga beberap jam. Tentu Saya was-was, pasalnya teringat akan jemuran padi dan benar saja saat seperti biasanya ketika pagi jam 7 Saya berangkat ke sawah dan langsung membuka gelaran plastik untuk atau yang dikenal dengan terpal Saya menjadi lega karena Semua padi yang ditutup kering.

Namun alangkah terkejutnya Saya tatkala mengorak karek padi ternyata dibawah masih ada padi yang basah karena rembes terkena air hujan yang semenjak sore turun.

Hatiku cemas bukan kepalang, pasalnya bulan puasa sudah dekat dan tinggal menunggu sidang isbat untuk menentukan awal puasa 1 Ramadhan 2022 yang dikabarkan hari jatuh pada hari sabtu 2 april.

Namun setelah menunggu pengumuman dari Pemerintah di Kementerian Agama ternyata hilal belum juga datang hingga dipastikan awal puasa terjadi pada hari minggu yakni 3 april 2022.

Saya pun agak sedikit lega karena masih ada waktu satu hari untuk padi yang di jemur disawah.

Sabtu pagi yang cerah seperti biasa, penutup padi Aku buka dan Aku korak karek agar tambah kering. Ayahku tak lama datang dan menyuruhnya jika nanti sudah sudah tidak usah menunggu hari minggu mengangkut padinya tetapi hari itu juga padi harus dikarungin dan dibawa pulang mengingat minggu sudah masuk bulan puasa.

Panen padi secara manual/dokpri
Panen padi secara manual/dokpri
Saya dengan di bantu adiknya Tobroni dengan bergegas sigap melaksanakan perintah orang tua untuk semua padi agar dikarungin.

Kurang lebih 25 karung hari itu juga padi telah siap dieksekusi ke rumah. Ayah yang memasukan padi, adiku yang menjahit dan Saya yang mengumpulkan padi agar bertumpuk jadi satu sehingga memudahkan Ayah untuk memasukan padi kering tersebut.

Nyonggol padi atau mengangkut padi dari pundak atau diatas kepala adalah istilah nama yang sudah menjadi tradisi di daerah Brebes tempat tinggalku. Hal ini dilakukan karena jarak yang cukup jauh dari rumah jika dekat mungkin bisa diangkut dengan alat yang bernama arco (sejenis gerobak dorong). Tetapi nyonggol padi lebih di prioritaskan dari pada memakai alat.

Harga nyonggol padi bervariasi dari mulai 10 ribu, 15 ribu, 20 ribu sampai dengan 25 ribu perkarungnya. Hal ini karena tergantung dari jarak jauh dekatnya sawah ke rumah.

Harga segitu tentu saja sudah deal antara pemilik padi dengan para penyobggol padi. Biasanya di kasih jaburan atau sekedar kopi sama rokok oleh pemilik padinya.

Berat satu karung padi juga bervariasi ada mencapai 50 kg, 45 kg dan juga 35 kg tergantung saat mengisi padi bagaimana. Apakah di tel atau di cicrok atau dihanya sekedar masuk karung saja.

Berat padi sekarung bersih 45 kg/dokpri
Berat padi sekarung bersih 45 kg/dokpri
Selain itu pula yang menentukan berat padi atau gabah kering adalah ketika sudah di gambur atau bahasanya sudah bersih dari sisa padi kosong atau yang sering disebut dedek kosong. Jika di gambur (di bersihkan dengan angin) maka inilah yang menjadikan berat.

Oleh karena itu nyonggol padi tidak dapat di bilang enteng atau mudah apa lagi jarak tempuh yang jauh antara sawah dan perkampungan.

Butuh kerja keras, tenaga kuat dan skill yang memadai untuk dapat nyonggol padi. Pasalnya jika tidak terbiasa maka akan terjadi cindera dan timbul sakit pada beberapa tubuh seperti punggung, bahu dan juga kaki hingga fatal akibatnya.

Oleh karena itu Saya hanya dengan di bantu adiknya alhamdulillah semua padi kering sekitar 20 karung berhasil si songgol dewekan (sendiri) hari sabtu selesai dhuhur sehingga bisa berpuasa di hari minggunya yang bertepatan dengan tanggal 3 April 2022.

Hingga kini harga padi kering di daerah Saya masih minim sekitar 400 ribu per kwintal atau 2 karung. Namun harga gabah sewaktu-waktu dapat berubah khususnya jika musim padi sadon (tandur kedua). Maka bisa mencapai 550 ribu. Sehingga ekonomi para petani padi bisa meningkat drastis dari sektor pertanian yang di panen padi saja.

Salam..

Samhudi Bhai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun