Sebagaimana di sawah Saya yang jaraknya jauh dari pedesaan ditambah jalan pematang sawah yang rusak berlumpur sedalam betis orang dewasa menambah enggannya atau malasnya para warga petani untuk ikut memanennya dengan alasan jauh dan jalan rusak sekalipun disuruhnya tetap saja tidak mau.
Hal ini dialami sendiri oleh saudara Saya, menurut Tobroni yang sudah puluhan tahun membidangi ini pernah menyuruh seseorang untuk babat padi disawahnya namun tidak mau dengan berbagai alasannya.
Masyarakat di daerah Brebes seperti desa Bulusari, rancawuluh, Cipelem dan Jubang di bulan ini Maret 2022 sejak minggu lalu sudah serentak pesta panen padi dan hampir selesai.
Bagi yang ingin di jual atau dalam bahasa Brebesnya ditebasna maka cara panen padi dengan menggunakan mesin panen padi yang dikenal dengan nama kombet didaerah Saya dari nama Comben.
Hasilnya jelas lebih cepat dan praktis tidak butuh waktu berjam-jam untuk memanenya bahkan bisa dihitung dengan beberapa menit.
Sungguh sangat membantu sekali mesin combet tersebut. Padi yang digarap langsung jadi dan sudah dalam bentuk karungan yang bersih.
Berbeda dengan cara panen padi manual yang sangat lama prosesnya. Mulai dari babat, nggebuk dan membersihkan sisa-sisa daun yang tertinggal saat proses penggebukan.
Harga padi atau harga gabah sendiri kini masih 400 ribu perkwintal. Walaupun murah tetap disukuri saja. Karena tentunya hal tersebut sangat membantu perekonomian petani.
Bahkan jikan nanti dijual saat gabah kering sudah tidak ada dan kebanyakan sudah ditimbun terlebih dahulu dan biasanya saat musim kemarau maka harga padi bisa mencapai 550 ribu per kwital.
Semoga saja dari tahun ke tahun harga gabah semakin naik sehingga masyarakat hidup berkecukupan, sejahtera dan makmur.
Salam..