Sekalipun Saya beropini bahwa berita di tv semua bagus, namun yang Saya maksud adalah jika dalam penyampaiannya benar-benar menarik antara presenter dan berita.
Oleh karena itu sekalipun tugas sebagai freelancer seperti presenter, jurnalis dan wartawan bukanlah profesi yang sembarang orang bisa atau mampu menguasainya.
Butuh proses dan belajar yang panjang bukan sehari dua hari bisa namun yang belajar tahunan saja terkadang masih kurang menarik saat menyampaikan berita di tv.
Inilah peran penting pers dan tantangan media digital yang bukan satu bidang saja dikuasainya namun seluruh yang terkait dengan broadcasting harus bisa dirangkap.
Di balik tugas seorang presenter selain membawakan berita, menulis naskah berita juga harus mampu dalam mengisi suara berita atau yang biasa disebut dubbing.
Mengolah kata dengan suara dalam agar terdengar enak dan bagus tidaklah mudah, salah satunya mampu kuasai vokal A I U E O.
Mungkin bukan hanya Saya saja penikmat berita yang mempunyai idola presenter yang handal seperti Stefani Ginting dan lainnya.
Gerak bicara dengan nada khas seorang Stefani Ginting inilah yang mampu memukau para fansnya yang ternyata butuh tahunan untuk dilatih agar mendapat suara empuk selain kuliah di jurusan jurnalistik.
Intonasi dari huruf tersebutlah yang nantinya akan digunakan dalam dubbing untuk kemudian melalui editor berita dapat ditayangkan sehingga para pemirsa tidak tahu jika untuk mendapatkan tersebut sangatlah luar biasa tantangannya.
Saat menjadi presenter, wartawan dan liputan dilapangan pun karena sudah bidangnya maka lancar saja sekalipun untuk mendapatkan hal tersebut dibutuhkan tantangan.
Sebagaimana tugas wartawan yang setiap hari harus kelapangan guna mengorek atau menggali informasi yang akan disajikan lewat berita.