Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Buruh - Wong tani

Bhinneka Tunggal Ika

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Di Balik Tugas Para Pers Media Digital

9 Februari 2022   19:43 Diperbarui: 9 Februari 2022   19:51 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pers dan tantangan media digital/Kompasiana.com

Selamat Hari Pers Nasional (HPN 2022) semoga para wartawan Indonesia selalu semangat dalam meliput berita untuk masyarakat.

Tugas para pers media berita tidaklah semudah membalikan telapak tangan karena dibalik liputannya terdapat aral rintangan datang silih berganti dihidupnya.

Jika menyaksikan tayangan berita seperti kompas tv dan lain sebagsinya sekilas baik-baik saja, enak ditonton, seru dan asik saja.

Bahkan sang penonton dibuat puas atas berita tersebut yang sebenarnya dibalik layar sang pencari berita tersebut ibaratnya jatuh bangun mempersembahkan sebuah berita yang aktual, tajam dan terpercaya.

Pasalnya butuh perhitungan, butuh wawasan dan butuh kematangan untuk disampaikan kepada publik.

Belum lagi saat liputan dilapangan misalnya dalam siaran konferensi pers, liputan dalam sidang, banjir, bencana alam dan lain sebagainya.

Tugas wartawan yang semua itu tidak gampang untuk dipraktekan secara langsung lalu dipublikasikan.

Antara lokasi dilapangan juga harus sinkron dengan pembawa berita di studio dengan wartawan yang sedang bertugas dilapangan yang biasa disebut sebagai kontributor.

Makanya sering mendengar pembawa berita distudio yang menyanyakan berkali-kali kepada kontributornya dengan beberapa pertanyaan, misalnya "halo mbak Sri bisa didengar suara Saya..?" "Bagaimana pantauan terkini dilokasi..?" dan lain sebagainya.

Hal ini terjadi biasanya langsung dadakan tanpa cek and ricek terlebih dahulu dilokasi terkait audio visual dari sinyal ataupun mekanismenya.

Sebagai contoh saat konferensi pers dimana wartawan berasa timnya harus datang lebih awal sebelum jam konfres dimulai demi mendapat posisi yang terbaik didepan konfres.

Contoh lain saat isu yang sedang ramai soal sidang tipikor maka wartawan terjun kelapangan guna meliput sidang perkara atau kasus yang sedang hangat sang wartawan bersama kru lainnya harus bisa datang paling awal dilokasi.

Hal ini guna mendapatkan hasil gambar audio visual yang contras dan jelas karena akan disiarkan secara live di statsiun tv tersebut.

Selain itu, menghindari dari kru Tv lainnya agar tidak berdesakan dalam memasang tripod depan siaran pers yang juga datang untuk meliputnya.

Misalnya acara sidang akan dimulai pukul 10.00 WIB pagi, maka team dari tv tersebut harus sudah datang dari pagi sebelum jam 8 pagi.

Hal ini tujuannya guna persiapan seperti pemasangan tripod kamera, lampu, kabel dan lain sebaigainya agar tertata dengan baik dan rapi.

Terkadang dalam liputan sidang yang sudah dipersiapkan dari pagi, bisa saja menunggunya sampai berjam-jam sampai pegel dan jenuh.

Makanya sering kali melihat para wartawan Tv atau jurnalis media Tv duduknya diteras gedung, artinya dimana ada teras dilokasi disitu ada wartawan yang duduk sambil ngelekor santai bersama wartawan lainnya sambil ngabarin dirumah via chat sekalian menunggu sidang.

Persidangan terkadang jadwalnya bisa mundur karena adanya petugas dari dewan sidang seperti majelis hakim atau dari saksi dan terdakwa berhalangan dalam acara.

Bukan hanya disitu, terkadang ketika sidang dimulai belum ada 1 jam sudah ditunda oleh majelis hakim dengan beberapa alasan dan akan dilanjut pada hari berikutnya.

Ini lah suka dukanya menjadi wartawan, sudah nunggu capek, peralatan sudah siap meliput dengan komplit, pertanyaan juga sudah siap ditentukan untuk para pengacara dalam persidangan namun ditunda.

Hal lainnya pada isu berita yang sedang ramai misalnya ketika terjadi hujan dari semalam lalu paginya terjadi banjir sampai 1 meter misalnya, maka mau tidak mau wartawan harus meliput berita banjir tersebut bersama timnya.

Bayangkan pagi-pagi yang dalam kondisi dingin karena hujan harus terjun kelapangan nyemplung langsung kedalaman banjir untuk disajikan dalam breaking news.

Biasa berangkat kekantor studio tv menggunakan sepatu namun harus berganti memakai sendal jepit untuk meliput berita banjir demi update berita yang bukan hanya akurat namun juga hangat dan terpercaya.

Terkadang saat liputan dipinggir reporter yang sedang menyiarkan langsung, itu terlihat anak-anak yang sedang bermain air berlarian yang terkadang kena ciptratan air banjir atau terkadang kena gatalgatal karena air banjir tersebut.

Ini juga merupakan tantangan tersendiri bagi para wartawan, jurnalis dan presenter tv tersebut. Apa lagi jika cewe yang meliputnya, otomatis dikerubutin warga yang ingin melihat shooting berita tv.

Jadi menurut Saya di Hari Pers Nasional 2022 kondisi pers media patut diberikan apresiasi yang tiada terkira karena mereka adalah pahlawan tanpa mengenal lelah dan dengannya semua informasi berita dapat dirasakan manfaatnya.

Apa lagi Saya yang suka mengutip, melansir dan merekomendasikan info dari sumber terpercaya seperti kompas.com dan lainnya sangat-sangat terbantu adanya peran wartawan dalam kontribusinya.

Mari support selalu pers media digital dengan terus mendoakan semoga melalui HPN 2022 para awak media khususnya media berita tv baik presenter, host, pembawa berita, kru dan segala yang terlibat dalam penyampaian berita semakin tambah sukses selalu. Hanya itu cara Saya dalam merayakan HPN 2022.

Salam..

Samhudi Bhai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun