Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

5 Alasan Dilema Ibu Pekerja yang Selalu Melanda

23 Desember 2021   16:29 Diperbarui: 23 Desember 2021   17:53 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat Hari Ibu 2021 semoga bagi para ibu khususnya ibu pekerja tidak hanya mampu mengurus pekerjaannya namun juga mampu merawat semua anaknya.

Akhir-akhir ini banyak sekali perempuan yang berstatus sebagai Ibu Pekerja. Para Ibu tersebut berkarir sesuai dalam bidangnya masing-masing. Baik yang bekerja dikantor maupun dirumah.

Namun, apakah tahu jika dari Ibu Pekerja tersebut kerap menimbulkan dilema antara perasaan salah pada anak dan pekerjaannya?.

Inilah yang terjadi saat dimana dilema melanda Ibu Pekerja yang membuatnya stres sebab merasa sudah lepas dari pengawasannya.

Mengingat profesinya sebagai Ibu Pekerja maka haruslah pandai atau paling tidak Ibu Pekerja tersebut dapat membagi waktu baik dari segi karirnya atau pun rumah tangganya.

Menurut Saya biasanya perasaan bersalah atau dilema yang terjadi dari Ibu pekerja tersebut muncul disebabkan lantaran sang anak ditinggalkan namun dibawah asuhan orang lain sedang dirinya sibuk dengan pekerjaannya.

Hal ini tidak hanya dialami oleh mereka yang pekerja ngantoran pun pekerja rumahan seperti PRT jua merasakan hal yang sama yakni tidak dapat memantau langsung para putra putri kesayangannya.

Oleh karena itu bagi mereka Ibu Pekerja terkadang sekalipun sudah berusaha sekuat mungkin agar rasa salah tersebut dihilangkan dan dilupakan. Namun nyatanya ngak bisa khan? Karena yang namanya rasa tidak pernah bohong. Haha..

Mengapa? Ya namanya aja dilema, perasaan ini bisa muncul dan melanda pada cewe mana pun bak nyetir sepeda dijalan tol yang sepi namun cemas dan penuh was-was.

Tidakah mereka tahu, jika rasa negatif ini sangat merugikan tenaga? Dari sinilah agar sebisa mungkin dihilangkan unek-unek rasa tersebut lalu mencoba memecahaan masalah tersebut.

Dilema Ibu Peker biasa terjadi atas 5 alasan. Ini yang kita ambil secara umumnya saja. Yaitu:

1). Mendapatkan Hasil Tambahan

Ibu dan Anak/pixabay.com
Ibu dan Anak/pixabay.com
Para pekerja kantoran sekitar 20 tahun ini secara signifikan di kuasai oleh perempuan pada umumnya. Sampai-sampai dari seorang manager pun seorang wanita.

Mungkin juga sering mendengar jika perempuan yang sudah berumah tangga hanya cukup untuk bekerja di sumur, di dapur dan di kasur.

Ungkapan ini adalah ketinggalan zaman, perempuan dulu memang begetu tapi tidak dengan sekarang.

Ibu Pekerja yang berprofesi sebagai pembantu rumah tangga (PRT) juga mengalami hal sama tidak ada waktu luang bagi anaknya ketika sedang bekerja atau beraktifitas.

Secara pembantu tersebut diamana pun pasti tak akan pernah fokus untuk menyelesaikan kerjanya akibat selalu diganggu anak.

Nah dari sinilah muncul perasaan salah bagi para Ibu Pekerja. Biasanya bagi mereka yang paling berat dirasakan adalah anak umur 3 sampai dengan umur 4 tahun.

Sebab dimasa-masa perkembangan sang anak pada usia tersebut adalah masa emas, jadi jika ortu dilema itupun sangat wajar karena umumnya lagi senang-senangnya bersama anak ketika umur segetu.

2). Ortu Satu-satunya

Orang tua dan anak/pixabay.com
Orang tua dan anak/pixabay.com
Lain lagi ceritanya apa bila hal ini terjadi pada pria. Permasalahan dilema yang dialami cewe tidak sama sekali berpengaruh bagi pria.

Ibu Pekerja kerap mengalami kecemasan serta sikap salah. Secara si anak agar tidak repot misalnya dititipkan pada orang tua ataupun saudara tentu dengan harapan tidak mengganggu pekerjaan sang Ibu.

Semua hal tersebut harus tetap berjalan harus tetap seiring serima serta seimbang dalam hal anaj juga pekerjaan tercukupi dengan adil.

Tinggalkan saja pepatah jawa (mangan ora mangan ngumpul) jika di ikuti makan tidak dapat memenuhi semua tuntutan hidup.

Oleh karena itu sebagai orang tua tunggal atau hanya satu harus siap dalam segala hal dan tantangan yang ada demi masa depan sang anak. Caranya ya dengan bekerja kalau tidak bekerja mau makan apa.

3. Persoalan Uang

Hari ibu/pixabay.com
Hari ibu/pixabay.com
Hal lain yang membuat seorang Ibu Pekerja adalah persoalan keuangan. Pasalnya dari tuntutan hidup ini dalam rumah tangga wajib dipenuhi.

Misalnya tunggakan utang yang harus dibayar dan ini lah yang sering terjadi dari dilema Ibu Pekerja tersebut yang umum dialami.

Belum lagi soal biaya sekolah atau pendidikan untuk anaknya saat kuliah misalnya. Semua harus ada dan siap ada dana agar tidak dilema.

Oleh karena itu sebagai orang tua maka tidak ada pilihan lain guna mencukupi kebutuhan hidup selain bekerja. Bahkan ada banyak dari keluarga sempurna yang utuh juga butuh uang demi mencukupi kebutuhan dalam kehidupannya.

4). Wajib tanggung Jawab

Ibu dan bayi/pixabay.com
Ibu dan bayi/pixabay.com
Secara umum dimana pun ortu yang tak punya pilihan karena sebagai ortu tunggal yang harus mencukupi kebutuhan, tanggung jawab dalam rumah tangga adalah wajib hukumnya setelah suami. Hal ini tidak bisa tidak harus dicukupi.

Misalnya makanan harus siap sefia di meja makan untuk anak dan tentunya juga suami tercinta. Itulah fakta yang ada yang harus dihadapi oleh ibu pekerja yang terus dilema.

Namun untuk keluarga utuh yang sempurna dan serba cukup hal tersebut tidak menjadi soal. Misalnya suami yang bekerja diperusahaan terbesar di Jakarta mempimpin sebagai atasan atau bos. Maka tidak begitu repot hidupnya.

Hal tersebut tentu berbeda dengan mereka khususnya bagi seorang Ibu yang sama sekali tak mempunyai pekerjaan tetap seperti kantoran. Maka hal ini pun dapat menjadi sebuah jebakan bagi mereka agar tanggung jawab secara penuh untuk keluarga tercintanya.

5). Gaya Hidup Jadi Tujuan

Gaya hidup ibu pekerja/pixabay.com
Gaya hidup ibu pekerja/pixabay.com
Katakanlah ada seorang Ibu Pekerja kantoran yang bernama Sri, ia bekerja dibagian akuntansi sebuah diperusaahan terbesar di Jakarta.

Sri selalu berangkat tiap pagi dengan naik mobil pribadi yang masih baru. Tentu hal ini bisa membuat para pria menjadi tergiur karena gaya hidupnya yang menjadi tujuannya.

Bahkan sri ini mampu memborong berbagai jenis mobil dengan hasil pekerjaannya sekalipun mobil yang tergolong super mewah yang mahal.

Sri mengatakan bahwa pekerjaan tersebut merupakan bagian dari hidupnya yang bekerja setiap hari dan cuma 2 bulan ijin cuti karena akan melahirkan sang anaknya.

Itulah gaya hidup Sri yang sama sekali tidak mempunyai pikiran sudah menjadi Ibu rumah tangga yang serba mengurus segalanya.

Sedangkan ia mempunyai seorang bayi, Sri juga mengharapkan agar dapat berama bayinya setiap hari namun dibalik itu Sri mengatakan jika selalu mengurusi sebagai ibu rumah tangga bisa saja gila.

Itulah perasaan serba salah dari Ibu Pekerja yang disebut dengan dilema. Yakni semua ini adanya  pikiran yang dirasakan pada saat itu namun juga tidak punya pikiran itu sendiri.

Secara umum yang namanya sikap salah ini terutama bagi Ibu Pekerja itu datangnya dari perasaan emosi, jengkel dan marah. Oleh karena itu yang terbaik dari semua itu adalah hadapi dengan perasaan sabar. 

Semoga Ibu Rumah tangga atau Ibu Pekerja di hari Ibu Nasional ini semuanya sukses dengan gemilang yang didapatnya dikerja. Semangat bekerja dan semoga berkah.

Salam
Samhudi Bhai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun