Para pekerja kantoran sekitar 20 tahun ini secara signifikan di kuasai oleh perempuan pada umumnya. Sampai-sampai dari seorang manager pun seorang wanita.
Mungkin juga sering mendengar jika perempuan yang sudah berumah tangga hanya cukup untuk bekerja di sumur, di dapur dan di kasur.
Ungkapan ini adalah ketinggalan zaman, perempuan dulu memang begetu tapi tidak dengan sekarang.
Ibu Pekerja yang berprofesi sebagai pembantu rumah tangga (PRT) juga mengalami hal sama tidak ada waktu luang bagi anaknya ketika sedang bekerja atau beraktifitas.
Secara pembantu tersebut diamana pun pasti tak akan pernah fokus untuk menyelesaikan kerjanya akibat selalu diganggu anak.
Nah dari sinilah muncul perasaan salah bagi para Ibu Pekerja. Biasanya bagi mereka yang paling berat dirasakan adalah anak umur 3 sampai dengan umur 4 tahun.
Sebab dimasa-masa perkembangan sang anak pada usia tersebut adalah masa emas, jadi jika ortu dilema itupun sangat wajar karena umumnya lagi senang-senangnya bersama anak ketika umur segetu.
2). Ortu Satu-satunya
Lain lagi ceritanya apa bila hal ini terjadi pada pria. Permasalahan dilema yang dialami cewe tidak sama sekali berpengaruh bagi pria.
Ibu Pekerja kerap mengalami kecemasan serta sikap salah. Secara si anak agar tidak repot misalnya dititipkan pada orang tua ataupun saudara tentu dengan harapan tidak mengganggu pekerjaan sang Ibu.
Semua hal tersebut harus tetap berjalan harus tetap seiring serima serta seimbang dalam hal anaj juga pekerjaan tercukupi dengan adil.
Tinggalkan saja pepatah jawa (mangan ora mangan ngumpul) jika di ikuti makan tidak dapat memenuhi semua tuntutan hidup.